Seismolog 'Peramal' Gempa Turki Umumkan Peringatan Baru: Minggu Pertama Bulan Maret Akan...
Seismolog Belanda Frank Hoogerbeets, yang menjadi terkenal di dunia internasional setelah meramalkan gempa dahsyat di Turki dan Suriah bulan lalu, mengatakan bahwa dunia dapat dilanda gempa besar lainnya dalam beberapa hari mendatang.
Hoogerbeets, yang membuat ramalannya berdasarkan gerakan benda langit, menerbitkan video di YouTube pada hari Senin di mana dia memperingatkan bahwa "minggu pertama bulan Maret akan menjadi sangat kritis."
Baca Juga: Duka Turki Makin Dalam Setelah Korban Tewas Akibat Gempa Bumi Tembus 45.000 Jiwa
“Konvergensi geometri planet kritis sekitar 2 dan 5 Maret dapat mengakibatkan aktivitas seismik besar hingga sangat besar, bahkan mungkin gempa dorong besar sekitar 3 dan 4 Maret dan/atau 6 dan 7 Maret,” demikian deskripsi klip tersebut.
Dalam video itu sendiri, seismolog mengklaim bahwa kekuatan gempa yang diduga akan terjadi "mungkin lebih dari 8 skala richter".
Daerah yang terkena dampak dapat membentang ribuan kilometer, dari Semenanjung Kamchatka dan Kepulauan Kuril di Timur Jauh Rusia, sampai ke Filipina dan Indonesia, kata Hoogerbeets.
“Saya tidak melebih-lebihkan. Saya tidak mencoba menciptakan rasa takut. Ini peringatan,” tegas ilmuwan yang bekerja di Solar System Geometry Survey (SSGEOS).
Kepala Cabang Kamchatka dari Survei Geofisika Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, Danila Chebrov, mempertanyakan prediksi Hoogerbeets dan menggambarkannya sebagai "amatir".
"Hubungan antara pergerakan planet di tata surya dan aktivitas seismik di Bumi agak lemah, dan menggunakannya sebagai alat prognostik utama bermasalah," jelas Chebrov.
Pada 3 Februari, Hoogerbeets mengeluarkan tweet yang berbunyi: “Cepat atau lambat akan ada gempa berkekuatan 7,5 SR di wilayah ini (Turki Selatan-Tengah, Yordania, Suriah, Lebanon).”
Tiga hari kemudian, gempa berkekuatan 7,8 melanda Türkiye dan Suriah. Bencana tersebut telah menyebabkan kematian lebih dari 50.000 orang, dengan gempa susulan yang kuat berlanjut di wilayah tersebut hingga hari ini.
Seismolog Belanda Hoogerbeets telah membuat prediksi selama bertahun-tahun yang tidak menjadi kenyataan. Mengomentari karyanya awal bulan ini, Susan Hough dari Survei Geologi AS bersikeras bahwa tidak ada ilmuwan yang “pernah meramalkan gempa bumi besar”.
Hough mengatakan kepada NPR bahwa ramalan tepat untuk gempa di Türkiye dan Suriah hanyalah kebetulan. "Ini jam berhenti yang benar dua kali sehari, pada dasarnya," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Advertisement