Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

YouTube Dituding Kumpulkan Data Anak-anak di Inggris

YouTube Dituding Kumpulkan Data Anak-anak di Inggris Kredit Foto: Unsplash/Szabo Viktor
Warta Ekonomi, London -

Duncan McCann, seorang ayah dari tiga anak dan juru kampanye di 5rights Foundation, telah mengajukan keluhan resmi ke Kantor Komisioner Informasi (ICO), menuduh YouTube mengumpulkan data tentang video yang ditonton anak-anak, di mana mereka menonton, dan di perangkat apa mereka menontonnya.

YouTube mengatakan bahwa mereka telah berinvestasi untuk melindungi keluarga dan menawarkan YouTube Kids, yang katanya "ramah keluarga" dan menggunakan filter otomatis dan umpan balik orang tua untuk melindungi anak-anak.

Baca Juga: Mencermati Tindak-Tanduk Nas Daily, Vlogger dan YouTuber yang Dianggap Kontroversial

ICO mengatakan telah menerima keluhan tersebut dan akan mempertimbangkannya dengan hati-hati. Kantor tersebut memiliki waktu hingga tiga bulan untuk memutuskan apakah akan memulai penyelidikan atas masalah ini.

"Kami tetap berkomitmen untuk melanjutkan keterlibatan kami dengan ICO dalam pekerjaan prioritas ini, dan dengan para pemangku kepentingan utama lainnya termasuk anak-anak, orang tua, dan pakar perlindungan anak," kata media Inggris, mengutip juru bicara YouTube.

McCann mengatakan bahwa banyak anak-anak menonton konten YouTube di perangkat keluarga, di mana data penayangan dapat dikumpulkan secara default karena tidak terdaftar sebagai akun anak-anak.

Keluhannya diyakini sebagai ujian pertama dari kode anak-anak ICO, yang diperkenalkan pada tahun 2020, ketika perusahaan teknologi diberi waktu satu tahun untuk mematuhinya.

Menurut pengawas komunikasi Inggris, Ofcom, 89 persen anak-anak di Inggris menggunakan platform video pada tahun 2021.

YouTube pernah menghadapi tuduhan serupa di AS, di mana para pegiat menuduh perusahaan tersebut mengumpulkan data anak-anak di bawah 13 tahun tanpa izin orang tua.

Kasus ini mengakibatkan perusahaan tersebut didenda sebesar $170 juta pada tahun 2019. YouTube tidak mengaku bertanggung jawab, tetapi mereka membayar denda tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: