Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenaikan Harga Karet dan Sawit Picu Peningkatan Nilai Tukar Petani

Kenaikan Harga Karet dan Sawit Picu Peningkatan Nilai Tukar Petani Buruh tani menanam padi di area persawahan Tamanyeleng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (12/12/2022). Upah buruh tani di daerah itu sebesar Rp100 ribu per hari lebih tinggi dibandingkan upah buruh tani nasional yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada 1 Desesmber 2022 sebesar Rp59.096 per hari. | Kredit Foto: Antara/Arnas Padda
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai tukar petani (NTP) per Februari 2023 sebesar 110,53 atau naik 0,63% dibanding NTP bulan sebelumnya yang sebesar 109,84.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengungkapkan bahwa peningkatan keuntungan itu karena kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,89%, lebih tinggi kenaikan indeks harga yang dibayar petani (lb) sebesar 0,26%.

“Komoditas dominan yang berpengaruh terhadap kenaikan indeks yang diterima petani berasal dari kenaikan harga pada komoditas kelapa sawit, karet, dan jagung," kata Pudji di Jakarta, kemarin.

Sebagai informasi, NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan. Dari NTP, dapat pula diketahui daya tukar (terms of trade) produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

Garis besarnya, makin tinggi NTP, secara relatif makin kuat tingkat kemampuan atau daya beli petani. Lebih lanjut dikatakan bahwa kenaikan NTP Februari 2023 dipengaruhi oleh naiknya NTP di dua subsektor pertanian, yaitu NTP subsektor tanaman pangan sebesar 1,23% dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,89%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Advertisement

Bagikan Artikel: