Melihat Situasi Global yang 'Mendingin' di Tengah Perang Rusia dan Ukraina
Konflik selama setahun ini telah menewaskan ribuan orang, membuat jutaan orang mengungsi, menghancurkan kota-kota di Ukraina, mengguncang ekonomi global, dan menciptakan suasana Perang Dingin dalam hubungan internasional.
Rusia mengatakan bahwa "operasi militer khusus" mereka bertujuan untuk mendegradasi militer Ukraina dan menyingkirkan apa yang mereka sebut sebagai ancaman bagi keamanan mereka. Ukraina dan sekutunya menuduh Moskow melakukan perang tanpa alasan untuk merebut wilayah.
Baca Juga: Kejutan, Utang Rusia Terhadap PDB-nya Jadi yang Terendah Dibanding Negara G20
Tepat sebelum invasi Rusia, pemimpin China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu untuk menyegel kemitraan "tanpa batas" antara negara mereka yang telah menyebabkan kecemasan di Barat.
Pada pertemuan para menteri luar negeri G20, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov untuk mengakhiri perang dan mendesak Moskow untuk membalikkan penangguhan START (Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis) tentang senjata nuklir, kata seorang pejabat senior AS.
Ini adalah pertemuan langsung pertama antara kedua diplomat tinggi tersebut sejak invasi. Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan Lavrov dan Blinken berbicara "sambil lalu" selama kurang dari 10 menit.
Rusia menuduh Barat melakukan pemerasan dan ancaman dan mengatakan bahwa pihaknya mendapat dukungan dari China untuk posisinya karena pertemuan itu berakhir tanpa pernyataan bersama.
Berbicara di sebuah forum di ibu kota India pada hari Jumat, Blinken mengatakan Rusia tidak dapat dibiarkan berperang tanpa hukuman, jika tidak, hal itu akan mengirim "pesan kepada calon agresor di mana pun bahwa mereka mungkin bisa lolos begitu saja."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Advertisement