Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ucapan Megawati Soal Ibu-ibu Pengajian Dinilai Diperlukan untuk Bangsa Indonesia yang Majemuk

Ucapan Megawati Soal Ibu-ibu Pengajian Dinilai Diperlukan untuk Bangsa Indonesia yang Majemuk Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengajar FISIP UIN Syarif Hidayatullah sekaligus pegiat sosial, Syafiq Hasyim mengatakan bahwa pernyataan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri soal ibu-ibu pengajian diperlukan oleh bangsa Indonesia yang majemuk. 

“Ibu Megawati dalam sebuah acara mengeluarkan pernyataan yang oleh sebagian kalangan dianggap cukup kontroversial. Ibu Megawati dianggap nyinyir atas kecenderungan umum di kalangan ibu-ibu yang lebih suka menghadiri pengajian Majelis Taklim,” kata Syafiq melansir dari Cokro TV, Senin (06/03/23).

“Pernyataan ini kata Syafiq, bagi sebagian kalangan dianggap sebagai penghinaan atas kegiatan ibu-ibu tersebut,” jelasnya. 

Baca Juga: Nama Capres Sudah di Tangan Megawati Soekarnoputri Namun Belum Diumumkan, Ternyata Ini Taktik PDIP

“Apalagi itu terkait dengan pengajian atau kegiatan keagamaan, bahkan ada sekelompok masyarakat yaitu koalisi pegiat HAM Yogyakarta ingin melaporkan pernyataan Ibu Megawati tersebut,” ungkapnya.

Memang kata dia, mereka yang tidak suka pada pernyataan Megawati bisa saja melihatnya dari perspektif apa saja terutama dua hal penting bagi mereka. Yaitu ibu-ibu itu sendiri dan juga pengajian atau kegiatan keagamaan.

“Namun bila kita mau melihat persoalan di saat jujur maka kita harus memahaminya dalam konteks yang lebih utuh bukan hanya apa yang kalimat penggalannya saja. Tapi keseluruhannya dalam konteks apa misalnya Ibu Megawati mengatakan hal tersebut secara umum,” ungkapnya.

“Sebenarnya pernyataan Ibu Megawati bisa dianggap sebagai kritik internal kritik yang dilakukan oleh tokoh perempuan untuk dirinya sendiri mungkin dan untuk kaumnya para pengikut Ibu Megawati,” tambahnya.

Selama ini kata Syafiq, memang jarang tokoh politik yang melakukan kritik atas kegiatan keagamaan masyarakat yang tidak seimbang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Advertisement

Bagikan Artikel: