Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mantap! Induk Shopee Laporkan Laba Hingga Rp6,5 Triliun, Saham Perusahaan Auto Meroket

Mantap! Induk Shopee Laporkan Laba Hingga Rp6,5 Triliun, Saham Perusahaan Auto Meroket Kredit Foto: The Straits Times
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertama kali laporkan laba yang menguntungkan, saham Sea Ltd. pun melonjak. Ini adalah tonggak sejarah dalam upaya raksasa game dan e-commerce Asia Tenggara untuk meyakinkan investor tentang potensi menghasilkan uang di bisnisnya.

Saham naik 22% dalam perdagangan AS sekaligus menambahkan USD8 miliar (Rp123 triliun) ke nilai pasarnya setelah perusahaan yang berbasis di Singapura itu mengatakan laba bersih mencapai USD426,8 juta (Rp6,5 triliun) pada kuartal keempat, dibantu oleh pengurangan biaya yang drastis.

Analis memperkirakan kerugian rata-rata USD434 juta (Rp6,7 triliun). Pertumbuhan pendapatan Sea melambat secara dramatis tetapi penjualan masih melebihi perkiraan, naik 7,1% menjadi USD3,5 miliar (Rp54 triliun).

Melansir Yahoo Finance di Jakarta, Rabu (8/3/23) Sea, sebagai perusahaan internet terbesar di Asia Tenggara dan sempat menjadi saham dengan kinerja terbaik di dunia, muncul di tahun 2022 secara menyakitkan.

Baca Juga: Putri Bungsu Bill Gates Main TikTok, Curhat Hal Terburuk Jadi Anak Sang Miliarder

Perusahaan yang tumbuh dengan tingkat persentase tiga digit hanya dua tahun lalu, berhenti berekspansi setelah kenaikan suku bunga dan inflasi yang tinggi membuat pembeli online dan pemain game memiliki lebih sedikit uang untuk dibelanjakan.

Perusahaan mengambil tindakan brutal tahun lalu untuk meyakinkan investor tentang kemampuannya menghasilkan laba, termasuk memangkas ribuan pekerjaan, membekukan gaji, dan memangkas lebih dari USD700 juta (Rp10,8 triliun) dari penjualan triwulanan dan biaya pemasarannya.

Sea membuat perubahan besar dari sikap sebelumnya dalam pembelanjaan untuk ekspansi global, menutup operasi di India dan beberapa pasar Eropa dan Amerika Latin dalam upaya memangkas biaya dan mencapai arus kas positif.

“Sementara sebagian besar investor dan analis memperkirakan kerugian keseluruhan dapat dipersempit dengan margin yang besar, kami melihat perubahan signifikan terhadap laba bersih dan keuntungan EBITDA pada 4Q22 sebagai kejutan besar,” tulis Alicia Yap, seorang analis Citigroup Inc., dalam laporannya.

Kinerja laba bersih Sea diselimuti oleh serangkaian keuntungan dari penyesuaian akuntansi untuk utang dan biaya. Pendapatan kuartal keempat dari Shopee naik 32% menjadi sekitar USD2,1 miliar (Rp32 triliun). Namun, penjualan cabang game Garena merosot, sementara pendapatan dari SeaMoney, bisnis layanan keuangan digital, naik hampir dua kali lipat.

"Mengingat ketidakpastian makro dan poros kuat kami baru-baru ini, kami memantau dengan cermat lingkungan pasar dan kami akan terus menyesuaikan langkah kami dan menyempurnakan operasi kami," kata Chief Executive Officer Forrest Li dalam sebuah pernyataan.

Sea investor telah mengalami salah satu tahun paling brutal sejak perusahaan didirikan pada 2009. Raksasa game dan e-commerce kehilangan sekitar USD166 miliar (Rp2.565 triliun) dari nilainya sejak puncaknya pada Oktober 2021 di tengah meningkatnya inflasi dan kekhawatiran tentang potensi resesi. Pendapatan tumbuh pada laju paling lambat sejak 2017 pada kuartal terakhir tahun lalu.

Lonjakan saham Sea mendorong valuasi pasarnya menjadi sekitar USD45 miliar (Rp695 triliun), meskipun itu jauh di bawah puncaknya lebih dari USD200 miliar (Rp3.091 triliun) pada Oktober 2021.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: