Lagi, Korea Utara Tembakkan Rudal Jelang Latihan Gabungan Amerika dan Korea Selatan
Korea Utara menembakkan rudal balistik kelimanya pada hari Kamis, satu hari setelah para pejabat intelijen Amerika Serikat (AS) menilai bahwa rezim komunis itu "tidak berniat meninggalkan" program senjatanya.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan dalam sebuah pesan kepada wartawan mengatakan bahwa militer telah mendeteksi rudal balistik jarak pendek yang diluncurkan dari kota pesisir Nampo menuju Laut Kuning sekitar pukul 18:20.
Baca Juga: Diam-diam Korea Selatan Ekspor Komponen Senjata ke Polandia, Dicurigai Berakhir di Ukraina
"Militer Korea Selatan mempertahankan postur kesiapan penuh dan bekerja sama dengan Amerika Serikat dalam mengawasi peluncuran tersebut," kata Kepala Staf Gabungan.
Korut terakhir kali meluncurkan dua rudal balistik jarak pendek di lepas pantai timurnya pada 20 Februari dan menembakkan rudal balistik antarbenua ke arah timur pada 18 Februari.
Peluncuran pada hari Kamis terjadi sehari setelah Kantor Direktur Intelijen Nasional mempublikasikan versi tidak rahasia dari laporan penilaian ancaman tahunannya.
Di dalamnya, direktorat tersebut mengatakan bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong Un "hampir pasti memandang senjata nuklir dan ICBM sebagai penjamin utama pemerintahan otokratisnya dan tidak berniat untuk meninggalkan program-program tersebut."
"Kim terus memprioritaskan upaya untuk membangun kekuatan rudal yang semakin mumpuni yang dirancang untuk menghindari pertahanan rudal AS dan regional," kata laporan itu.
"Kim mungkin akan terus memerintahkan uji coba rudal ... untuk memvalidasi tujuan teknis, memperkuat daya tangkal, dan menormalkan uji coba rudal Pyongyang," tambah laporan itu.
Korea Utara menembakkan sekitar 75 rudal pada tahun 2022, sebuah rekor tahunan, dalam 36 hari uji coba terpisah.
Peluncuran terbaru ini terjadi ketika pasukan AS dan Korea Selatan bersiap untuk memulai latihan militer gabungan terbesar mereka dalam beberapa tahun terakhir.
Kedua negara sekutu itu dijadwalkan untuk melakukan latihan Perisai Kebebasan pada hari Senin hingga 23 Maret dan secara bersamaan akan mengadakan serangkaian latihan lapangan berskala besar yang dijuluki Perisai Prajurit.
Kantor Berita Pusat Korea Utara yang dikelola pemerintah Korea Utara telah memperingatkan AS dan Korea Selatan mengenai latihan yang akan datang dan terus menggambarkannya sebagai tindakan provokatif yang mendestabilisasi wilayah tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement