Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketika Bali Jadi 'Melting Pot' Bule Rusia dan Ukraina, Tukar Cerita Sampai Akhirnya Jadi Sahabat

Ketika Bali Jadi 'Melting Pot' Bule Rusia dan Ukraina, Tukar Cerita Sampai Akhirnya Jadi Sahabat Kredit Foto: Sufri Yuliardi

Salah satu karyawan baru Tarasyuk adalah Ihor Popov (24 tahun) yang berasal dari Odesa. Popov sekarang bekerja sebagai asisten Tarasyuk dan menyambut pendatang baru dari Ukraina di bandara utama Bali.

"Ada perbedaan budaya yang sangat besar antara Ukraina dan Indonesia. Ini adalah alam semesta yang benar-benar baru bagi kebanyakan orang, terutama jika Anda belum pernah bepergian," ujar Popov.

Baca Juga: Bule Rusia di Bali Pemilik Lamborghini Nopol 'Domogatsky' Gak Berkutik Diamankan Polisi, Temuan Ini Mengejutkan

Salah satu pendiri Parq Ubud, William Wiebe yang berasal dari Amerika Serikat mengatakan, dia dan investor lainnya tidak pernah menyangka bahwa apartemen yang mereka bangun akan dibanjiri turis Rusia dan Ukraina.

Mereka berpikir, akomodasi tersebut akan lebih banyak digunakan oleh turis China dan Australia.

Wiebe mengatakan, ada dua gelombang kedatangan pascaperang Rusia dan Ukraina, yaitu tepat setelah perang dimulai, dan setelah mobilisasi wajib militer Rusia. Wiebe harus menyiapkan lebih banyak apartemen bagi orang Rusia dan Ukraina.

Sekarang, mereka memiliki daftar tunggu sekitar 300 orang. “Dalam beberapa hari perang, kami kebanjiran tamu,” kata Wiebe.

Manajer penjualan real estat Parq, Kristina Kuchinskaia, menyatakan, sekitar 90 persen orang yang tinggal di Parq Ubud adalah orang Rusia dan Ukraina.

Banyak orang Rusia dan Ukraina mengatakan, Bali mungkin adakah tempat persinggahan sebelum mereka memutuskan pergi ke tempat selanjutnya. Sejak perang rata-rata, orang Rusia menetap selama lebih dari 90 hari di Bali, dibandingkan dengan satu hingga dua minggu sebelum perang.

Alex Man (29 tahun) yang merupakan seorang investor dari Kharkiv di Ukraina, melarikan diri ke Bali bersama ketiga anaknya yang berusia 7 tahun, 5 tahun, dan 2 tahun. Dia mengatakan, anak-anaknya yang berusia sekolah baru-baru ini bertengkar dengan teman sekelasnya yang berasal dari Rusia mengenai perang.

Man biasa berbicara bahasa Rusia sepanjang waktu dengan keluarga besarnya. Tetapi setelah perang dia beralih menggunakan bahasa Ukraina.

Musim panas ini, dia mengirim anak-anaknya ke perkemahan musim panas berbahasa Ukraina di Bali. Man mengatakan, dia menyumbangkan uang dan menggalang dana untuk organisasi sukarelawan di Ukraina.  

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: