Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kasus Harta Jumbo Rafel Alun Trisambodo Buat Sentimen Negatif Terhadap Kementerian Keuangan Meningkat

Kasus Harta Jumbo Rafel Alun Trisambodo Buat Sentimen Negatif Terhadap Kementerian Keuangan Meningkat Kementerian Keuangan | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kasus penganiayaan Mario Dandy Satriyo, anak pejabat Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terhadap Crystalino David Ozora menjadi penyebab utama menurunnya kepercayaan netizen terhadap Pegawai Pajak.

MDS yang merupakan putra dari Rafael Alun Trisambodo sering melakukan pamer kendaraan Harley dan Jepp Robicon yang dimilikinya. Hal tersebut membuat para netizen curiga terkait sumber harta kekayaan yang diperoleh Rafael Alun yang mencapai Rp56 miliar lebih selama menjabat di Direktorat Pajak Kemenkeu.

Pakar Digital dan Pengamat Media Sosial Anthony Leong memaparkan riset Big Datanya yang bersumber dari Kazee Media Monitoring terkait sentimen netizen terhadap pejabat Ditjen Pajak Kemenkeu setelah terjadinya kasus penganiayaan dan pamer harta yang sering dilakukan Mario Dandy Satriyo di media sosial.

Data yang diriset membandingkan kepercayaan netizen pada bulan Januari dan Februari 2023. Hasilnya pada Januari total 118.391 perbincangan. Dimana tingkat kepercayaannya, positifnya sebesar 54.5%, negatifnya 30,8% dan netralnya sebesar 14,8%.

“Positifnya didominasi pemberitaan informasi perpajakan, yang berkaitan dengan kewajiban seluruh wajib pajak memutakhirkan Nomor Induk Kependudukan dan Nomor Pokok Wajib Pajak agar terintegras. Sedangkan negatifnya karena berita terkait Angin Prayitno didakwa pencucian uang, belikan 101 bidang tanah, 1 apartemen dan satu Mobil," ungkap Anthony di Jakarta, kemarin.

Anthony menambahkan, pada Februari total 231.871 perbincangan mengenai Pejabat Ditjen Pajak Kemenkeu. Dimana sentimen positifnya sebanyak 35.8% terkait pemberitaan KPK segera memanggil pejabat Direktorat Jenderal Pajak Rafael Alun Trisambodo.

Negatifnya sebanyak 47,5%, terkait seorang anak pejabat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan jadi tersangka pengeroyokan dan netralnya sebanyak 16,7%, terkait pelaku diketahui merupakan anak dari pejabat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, berapa hartanya.

"Perbincangan terbesar pada bulan Januari seputar mengatasi tingkat kepatuhan membayar pajak yang masih rendah, Kemenkeu menerapkan tarif pajak progresif baru pada pajak penghasilan orang pribadi atau PPh 21, PNS Ditjen Pajak berbahagia akibat cair bonus  Imbalan Prestasi Kinerja (IPK) 100% hingga ratusan juta," ujar Anthony.

Anthony yang juga merupakan CEO Menara Digital, menjelaskan komposisi perbincangan Februari komposisi pemberitaan terbesar terkait KPK segera memanggil pejabat Ditjen Pajak Kemenkeu Rafael Alun Trisambodo.

Pelaku diketahui merupakan anak dari Pejabat Ditjen Pajak Kemenkeu. Berapa hartanya, dan seorang anak pejabat Ditjen Pajak Kemenkeu jadi tersangka pengeroyokan di Jakarta Selatan.

"Reputasi atau sentimen kepercayaan publik terhadap Pejabat Ditjen Pajak Kemenkeu pada bulan Februari lalu setelah adanya kasus Mario Dandy Syahputra, sentimen positifnya menurun 18,7%, sedangkan sentimen negatifnya naik 16,8% dan berita netralnya naik jadi 1,9%," ujar dia.

Sebagai penutup, ada dua isu negatif yang menurunkan kepercayaan publik kepada Kemenkeu. Pertama yakni mantan pejabat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan diketahui melakukan transaksi janggal senilai Rp 500 miliar. Diantaranya sebanyak 40 rekening yang terafiliasi dengan akun rekening milik pribadi Rafael Alun dan keluarga.

Kedua, aduan pegawai pajak Bursok Anthony Marlon yang Minta Sri Mulyani Mundur. Sebelumnya, ia mengirim aduan via wise.kemenkeu.go.id bahwa ada perusahaan bodong yang berpotensi merugikan negara hingga triliunan. Pengaduan itu disampaikan pada 2021, tapi belum ditangani hingga 2 tahun lamanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Advertisement

Bagikan Artikel: