Buntut Eksekusi Mati Intelijen Googling Nama Kim Jong Un, Pengamat: Rezim Korea Utara Cengkramannya Luar Biasa
Greg Scarlatoiu, kepala Komite Hak Asasi Manusia di Korea Utara, menyoroti aksi pembersihan Biro 10, sebuah organisasi rahasia yang mengawasi kontak-kontak internal dan eksternal di negara yang menindas tersebut.
Scarlatoiu menggambarkan bagaimana rezim ini semakin sulit untuk tetap menjaga cengkeraman yang ketat terhadap masuknya informasi ke dalam negara.
Baca Juga: Kesalahan Fatal Intelijen Berujung Eksekusi Mati, Ternyata Googling Nama Kim Jong Un
Bahkan, menurut Scarlatoiu, agen-agen yang paling diandalkan oleh rezim Kim pun kini berusaha mendapatkan informasi intelijen dari dunia luar.
"Pemaksaan yang luar biasa, hukuman, pemantauan, dan kontrol informasi telah digunakan untuk mempertahankan cengkeraman rezim keluarga Kim terhadap kekuasaan," lanjutnya.
Rezim ini, tambah dia, terus memandang sedikitnya informasi yang masuk ke negara ini dari dunia luar sebagai bahaya serius bagi cengkeraman kekuasaannya.
Firewall informasi Korea Utara secara bertahap, tetapi pasti, dan terus menerus, runtuh terlepas dari upaya rezim tersebut.
Sebelumnya, seorang agen intelijen Biro 10 terancam dieksekusi mati regu penembak karena mencari nama Kim Jong Un di Google.
Menurut sumber di Pyongyang yang berbicara kepada publikasi Korea Selatan Daily NK, orang tersebut adalah salah satu dari beberapa agen intelijen yang diserahkan ke Kementerian Keamanan Negara oleh sesama agen.
Semua perwira intelijen yang terlibat dalam pembersihan di Biro 10 diyakini masih muda, bergabung dengan organisasi tersebut tidak lama setelah menerima gelar mereka tahun lalu.
Menurut Daily NK, mereka sebagian besar berpangkat menengah hingga tinggi di organisasi tersebut dan ditugaskan untuk membuat rencana untuk mengelola penghalang informasi negara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement