Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mendengar Curhat Bule Ukraina Soal Ancaman Gubernur Bali: Itu Kabar Buruk dan Kami Frustrasi

Mendengar Curhat Bule Ukraina Soal Ancaman Gubernur Bali: Itu Kabar Buruk dan Kami Frustrasi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Denpasar -

Seorang wisatawan mancanegara (wisman) asal Ukraina, Daryna (bukan nama sebenarnya), menyayangkan sikap Gubernur Bali I Wayan Koster.

"Tentu saja hal ini sangat membuat frustasi. Karena jika Anda ingin berkunjung ke Pulau Bali hanya untuk satu minggu atau lebih, (pencabutan Visa on Arrival bagi warga Rusia dan Ukraina) akan membuat proses mendapatkan visa menjadi sangat rumit," ujar perempuan 33 tahun yang berprofesi sebagai video maker ini kepada wartawan Ade Mardiyati untuk BBC Indonesia, Senin (13/3/2023).

Baca Juga: Ultimatum Gubernur Bali Direspons Keras Dubes Ukraina: Bukan Kebijakan yang Bersahabat

Menurut Daryna, VoA adalah visa paling ideal untuk para turis asing yang akan berkunjung ke Bali.

"Visa on Arrival merupakan visa paling ideal buat kami saat ini -meskipun biaya untuk memperpanjangnya mahal yaitu 150 dolar AS (Rp2,3 juta). Akan lebih baik jika bisa diturunkan menjadi 50 dolar AS (sekitar Rp700 ribu) atau 70 dolar AS (Rp1 jutaan)," sambungnya.

Turis Ukraina mengatakan bahwa gubernur Bali telah menyampaikan berita buruk kepada orang Rusia dan Ukraina.

"(Rencana pencabutan Visa on Arrival bagi warga Rusia dan Ukraina) merupakan berita buruk buat kami," ujarnya.

Ketika ditanya pendapatnya tentang larangan warga asing untuk menyewa sepeda motor, Daryna mengatakan seharusnya tidak dapat dipukul rata turis-turis asing yang kerap melanggar aturan.

"Seharusnya (turis asing) diberi kebebasan untuk bisa mengakses sepeda motor jika mereka bisa menunjukkan SIM dari negara masing-masing dan SIM dari Indonesia," terang Daryna.

Video maker itu mengungkap kemandirian adalah pilihan ketika melakukan wisata di Bali.

"Kami tidak menggunakan jasa agen perjalanan karena kami ingin mandiri dan senang melakukan apa-apa sendiri supaya bisa merasakan suasananya," tambahnya.

Saat menyewa motor pun, kata dia, Mereka tidak menanyakan apakah kami punya SIM dari negara kami dan apakah kami bisa mengendarai motor. Saya sangat terkejut mereka tidak bertanya tentang itu semua.

Sementara itu, sejumlah turis Rusia yang dihubungi oleh BBC Indonesia mengenai hal ini menolak untuk dimintai pendapatnya.

Sebelumnya, Gubernur Bali I Wayan Koster menyatakan bakal segera merilis pergub yang berisi larangan bagi turis asing untuk menyewa sepeda motor. Dia juga telah meminta Kementerian Hukum dan HAM mencabut 'Visa on Arrival' untuk warga negara Rusia dan Ukraina yang hendak datang ke Bali.

Rangkaian tindakan tersebut ditempuh setelah berbagai unggahan di media sosial menyebut banyak turis asing di Bali melanggar aturan lalu lintas, mulai dari berkendara ugal-ugalan, tidak memakai helm, hingga mengunakan pelat palsu.

Ada pula unggahan yang menyebut banyak turis asing bekerja secara ilegal dengan menawarkan jasa fotografi, latihan bersepeda motor, berselancar, cukur rambut, sampai jualan sayur.

"Jadi (wisatawan asing) meminjam atau menyewa (sepeda motor) tidak diperbolehkan lagi. Itu memang mulai diterapkan tahun 2023 ini pascaCovid-19," kata I Wayan Koster saat jumpa pers di kantor Kemenkumham Bali di Kota Denpasar, Minggu (12/3/2023).

"Mengapa sekarang? Karena kita sedang berbenah sekarang. Karena waktu pandemi Covid-19 nggak mungkin melakukan itu, karena turisnya enggak ada. Sekarang kita mulai tata," ujarnya sebagaimana dikutip Kompas.com.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: