Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ultimatum Gubernur Bali Direspons Keras Dubes Ukraina: Bukan Kebijakan yang Bersahabat

Ultimatum Gubernur Bali Direspons Keras Dubes Ukraina: Bukan Kebijakan yang Bersahabat Kredit Foto: Muhammad Syahrianto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, mengaku sangat kecewa pada pernyataan Gubernur Bali, I Wayan Koster, yang meminta kepada Kementerian Hukum dan HAM untuk mencabut visa on arrival (voa) warga negara Ukraina.

Sebab berdasarkan data yang ia miliki dalam empat tahun terakhir, hanya delapan warga Ukraina yang dideportasi dari Indonesia.

Baca Juga: Khusus buat Bule Rusia dan Ukraina, Syarat-syarat Ini Gak Berlaku Lagi buat Berkunjung ke Bali

Sedangkan yang ditahan, katanya, hanya ada lima orang. Itu pun bukan kejahatan besar seperti narkotika.

Menurut dia, sedikitnya jumlah warga Ukraina yang melanggar aturan tidak bisa dijadikan dasar atau alasan untuk mencabut visa seluruh warganya.

"Jadi berdasarkan data itu akan membuka mata orang bagaimana mengeneralisasi perilaku warga Ukraina di Indonesia?" katanya dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa (14/3/2023), dikutip BBC Indonesia.

"Sehingga pandangan saya, mencabut visa on arrival seluruh WNA Ukraina yang hendak ke Bali, itu kebijakan yang tidak bersahabat jika dilakukan," sambungnya.

Vasyl Hamianin berkata ada sekitar 5.000 warga Ukraina yang berada di Bali.

Sebagian dari mereka, klaimnya, ikut menggerakkan roda perekonomian warga Bali yang sempat hancur akibat dihantam pandemi Covid-19.

"Mereka ada yang menyediakan jasa, membuat makanan sehat, dan pelayanan olahraga. Mereka membayar pajak dan patuh pada aturan," kata dia.

Kalaupun ada warga Ukraina yang melakukan kejahatan atau melanggar aturan, ujarnya, silakan diproses sesuai hukum yang berlaku dan dijatuhi hukuman.

Seperti ditahan di rumah tahanan imigrasi, deportasi, atau denda.

"Saya tidak akan melindungi atau membela mereka yang melanggar," jelas Vasyl Hamianin.

"Jika ada satu atau dua kasus pelanggaran, tidak seharusnya merembet atau menyalahkan kepada satu negara," imbuhnya.

Hal lain yang ingin ia tekankan adalah warga Ukraina meninggalkan negaranya dan pergi ke negara lain karena mereka mencoba menghindari perang atau serangan dari Rusia yang berlangsung setiap hari.

Catatannya saat ini ada tujuh juta warga Ukraina yang menjadi pengungsi di sejumlah negara.

"Menjadi pengungsi bukan karena mereka mau, tapi karena harus menyelamatkan nyawa dan keluarga mereka. Dan begitu perang usai, mereka sangat ingin pulang," ujarnya.

Persoalan lain yang ia sebut "menyinggung" adalah karena Gubernur Bali menyandingkan turis Rusia dan Ukraina sebagai pelancong yang kerap berbuat onar.

"Saya tidak mengerti kenapa Gubernur Bali mengaitkan turis Rusia dan Ukraina? Ya, kami bertetangga, tapi kenapa tidak menyebut Rusia dengan China, misalnya. Atau Ukraina dan Polandia? Ini sangat menyinggung bagi saya," ucapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: