Konflik yang sedang berlangsung dengan Ukraina dan Barat adalah pertarungan untuk eksistensi Rusia dan bukan sekedar permainan geopolitik, kata Presiden Vladimir Putin.
Putin menyampaikan hal ini pada Selasa (14/3/2023) saat bertemu dengan para pekerja pabrik pesawat terbang di ibu kota Republik Buryatia, Ulan-Ude, Rusia.
Baca Juga: Pede, Kremlin Buka-bukaan Mengapa Rusia Kebal dari Krisis Perbankan Amerika
"Bagi Barat yang disebut 'mitra' kami --yang sebenarnya adalah musuh kami, kami dapat mengatakannya secara terbuka hari ini-- masalahnya adalah tentang meningkatkan sikap geopolitik mereka," kata Putin, seraya menambahkan bahwa situasinya sangat berbeda bagi Moskow.
Bagi kami, kata Putin, ini bukan perjuangan untuk sikap geopolitik, tetapi perjuangan untuk eksistensi kenegaraan Rusia.
Destabilisasi dan "memecah belah" Rusia telah lama menjadi salah satu tujuan utama musuh-musuh negara itu, ujar presiden Rusia, dan mendesak semua orang untuk menunjukkan persatuan di tengah kesulitan yang sedang berlangsung.
"Untuk membawa perdamaian dan stabilitas lebih dekat, kita, tentu saja, perlu menunjukkan konsolidasi masyarakat kita, ketenangan. Ketika musuh melihat bahwa masyarakat kita kuat, sehat secara internal, terkonsolidasi, maka, tanpa keraguan, apa yang kita perjuangkan akan terjadi: kesuksesan dan kemenangan," kata Putin.
Melindungi warga Rusia yang tinggal di Ukraina dari penganiayaan oleh rezim Kiev tetap menjadi salah satu tujuan utama Moskow, Putin menegaskan, dan menambahkan bahwa ia telah berulang kali bertemu dengan orang-orang dari Donbass yang "persis sama dengan kami."
Setelah runtuhnya Uni Soviet, Moskow mencoba membangun hubungan yang solid dan saling menguntungkan dengan Kiev, tetapi upaya itu akhirnya gagal, demikian pengakuan sang presiden.
"Rusia telah dengan sabar mencoba selama beberapa dekade untuk memperbaiki hubungan dengan negara Ukraina modern, tetapi situasinya berubah pada tahun 2014, ketika kudeta yang dipicu oleh Barat terjadi," katanya.
Bahkan setelah itu, Moskow menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mencoba menyelesaikan konflik sipil di Donbass, Ukraina, secara damai, pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement