Tantangan Ketahanan Siber Sektor Industri Nasional, Bagaimana Cara Mengantisipasinya?
Semakin meningkatnya perhatian dari pelaku berbagai sektor industri di Indonesia terhadap peristiwa serangan siber, yang tentu saja merugikan industri maupun konsumen, menjadi satu alasan penting bagi PT Scada Prima Cipta dan OTS Secureai Pte. Ltd. Singapura, untuk menyelenggarakan Seminar Teknologi di Bandung beberapa waktu lalu.
Seminar nasional ini membahas upaya strategis peningkatan resiliensi siber sektor industri nasional, agar tetap mampu mengantisipasi segenap potensi serangan terhadap infrastrukur teknologi operasional dan teknologi informasi yang dikelolanya.
Seminar bertajuk Meningkatkan Resiliensi Sektor Industri Nasional diselenggarakan di Hotel Kollektiv Bandung, pada 15 Maret 2023 lalu. Seminar dibuka oleh Ir. Achdijat Atmawinata, praktisi/tenaga ahli di bidang industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika, yang juga pernah menjadi anggota Dewan Energi Nasional dan Dewan Riset Nasional sampai 2019.
Baca Juga: Siber Crime 2023 Ancam Identitas Diri, Sistem Jaringan dan Rekayasa Sosial
Kemudian Dr. Edi Leksono dari Institut Teknologi Bandung, sebagai keynote speaker, menyampaikan informasi strategis terkait berbagai hal yang menjadi alasan, betapa pentingnya sektor Industri Indonesia memperkuat ketahanan siber mulai hari ini. Ketersediaan teknologi ketahanan siber dapat menjadi pilihan para pelaku industri, termasuk teknologi dari Korea Selatan yang didiskusikan dalam seminar ini.
M. Arif Ihsan, Direktur Utama PT Scada Prima Cipta menyatakan bahwa semakin terkoneksinya pengelolaan teknologi operasi dan teknologi informasi yang sering disebut OT / IT Convergence, yang ditandai dengan penggunaan I-IOT atau Industrial Internet of Things, telah memberi manfaat besar di satu sisi, namun juga menciptakan risiko yang juga besar terhadap hadirnya serangan siber di sisi lain.
Perkembangan teknologi pengamanan siber dalam SiStem Scada dan Sistem Pengendalian Industri lainnya, dikupas tuntas oleh Yogie Kusumah, Direktur Pengembangan PT. Scada Prima Cipta. Teknologi Korea Selatan yang berbasis blockchain menjadi keunggulan BSA atau blockchain secure athentication, di mana kemudahan dan kenyamanan login bagi pengguna berbagai aplikasi digital merupakan fitur penting, yang mencegah adanya kemungkinan serangan dapat dipersempit. Radhilufti expert produk BSA ini menjelaskan dan mendemonstrasikan penggunaannya secara langsung.
Baca Juga: Jangan Cuma Melek Digital, Masyarakat Juga Harus Paham Risiko Serangan Siber
Sementara itu, produk teknologi Korea Selatan lainnya, yang berasal dr LSware Inc. memunculkan Omniguard, yakni perangkat lunak server security dan SecuMS yang merupakan teknologi deteksi dan pengamanan apabila terjadi kelainan dan atau gangguan dalam sebuah infrastruktur teknologi informasi.
Diskusi terakhir seminar ditutup dengan penjelasan kegiatan asesmen keamanan siber pada teknologi operasional, atau OT Security Assessment (OTSAS) yang merupakan kegiatan kolaboratif antara OTS Singapura dengan PT. Sucofindo, dijelaskan dengan rinci oleh Annisa Ayu Soraya, Manager Sertifikasi dan Konsultasi BUMN survey ini semakin memperjelas arah yang dapat dipilih para pelaku usaha dalam memperkuat ketahanan siber industrinya.
Kim Man Sun dari LSware dan Iskandar dari OTS Indonesia, berharap bahwa setelah seminar teknologi ini para pelaku usaha industi di Indonesia dapat terus meningkatkan ketahanan siber bagi masing-masing industrinya dan semakin kuat membantu pergerakan positip ekonomi nasional. Seminar ini merupakan inisiatif kolaborasi dengan entitas Internasional dalam pengembangan kompetensi kegiatan OT Security Assessment, yang tujuannya tidak lain untuk memperkuat dukungan stretegis bagi ketahanan siber industri nasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement