Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jadi Guru Besar, Prof. Clara Orasikan Teknologi Di Linguistik Terapan

Jadi Guru Besar, Prof. Clara Orasikan Teknologi Di Linguistik Terapan Kredit Foto: Binus
Warta Ekonomi, Jakarta -

Teknologi menjadi suatu kebutuhan yang sangat krusial bagi kehidupan, terutama dalam aspek pendidikan. Penggunaan teknologi terbukti mampu membuat suatu ilmu dapat diajarkan dengan lebih mudah dan efisien. Meski belum merata, namun peran teknologi dalam dunia pendidikan di Indonesia sangatlah besar. 

Salah satunya adalah dalam bidang ilmu Linguistik Terapan, yang merupakan salah satu cabang linguistik yang membahas terkait penerapan berbagai penemuan ilmiah di bidang linguistik. Bidang ilmu Linguistik Terapan memiliki tujuan menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan bahasa di dalam masyarakat.

Dosen Faculty of Humanities Binus University, Prof. Dr. Dra. Clara Herlina Karjo, M.Hum., yang baru saja resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Linguistik Terapan mengemukakan pentingnya teknologi dalam Linguistik Terapan.

Dalam pidato orasi ilmiah yang berjudul “Affordances of Technology in the Study and Practice of Applied Linguistics”, Prof. Clara menggagas bahwa Linguistik Terapan adalah bidang studi yang dapat menjembatani kesenjangan antara teori linguistik dan masalah terkait bahasa di dunia nyata.

Baca Juga: Binus Berhasil Pertahankan Posisi Pertama di Private University Ranking ASEAN+ 2023

Beliau membagi penerapan Linguistik Terapan dalam 3 cakupan, yaitu penggunaan teknologi dalam pengajaran bahasa, penggunaan teknologi dalam pembelajaran bahasa, dan penggunaan teknologi penelitian terkait bahasa.

Penggunaan teknologi dalam bidang pengajaran bahasa telah menjadi semakin penting, terutama selama pandemi COVID-19 ketika e-learning menjadi solusi yang harus diadopsi oleh banyak institusi pendidikan.

“Meskipun beberapa praktisi Linguistik Terapan mungkin merasa tidak nyaman, penggunaannya teknologi tidak dapat dihindari dalam semua praktek dan studi Linguistik Terapan. Penggunaan teknologi membantu meningkatkan pengalaman belajar siswa dengan menawarkan interaksi yang lebih personal dan penggunaan multimedia”, tutur Prof. Clara.

Dalam hal pembelajaran bahasa, teknologi komputer telah terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari generasi mahasiswa, yang dikenal sebagai "digital natives", yang sudah akrab dengan teknologi komputer sejak lahir. 

Dampak dari teknologi komputer dapat dijelaskan menggunakan tiga metafora yang membentuk cara siswa memandang teknologi dalam pembelajaran mereka: Komputer sebagai tutor, cepat komputer sebagai alat, dan komputer sebagai media.

Dia menambahkan, teknologi juga telah memungkinkan pengembangan penelitian baru dan inovatif, seperti linguistik corpus, analisis wacana digital, dan terjemahan mesin.

Dalam prakteknya, teknologi membantu mempercepat dan memudahkan analisis data, meningkatkan akurasi hasil, dan memungkinkan pengumpulan data dalam jumlah besar dengan cepat.

Teknologi juga berperan dalam penelitian terkait bahasa yang seringkali bersinggungan dengan disiplin ilmu lain, seperti pada penelitian linguistik forensik yang merupakan bentuk penelitian berbasis bahasa yang berkaitan dengan masalah hukum.

Penelitian linguistik korpus yang merupakan studi linguistik atas sampel bahasa lisan dan tulisan dalam jumlah besar yang dapat dibaca dan dianalisa menggunakan komputer dan teknologi korpus.

Penelitian dalam terjemahan mesin melibatkan penerjemahan teks tertulis atau lisan dari satu bahasa ke bahasa lain dengan menggunakan mesin penerjemah penelitian fonetik dan fonologi yang mempelajari bunyi ujaran dan pola bunyi dalam bahasa yang dapat dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental.

Teknologi yang digunakan adalah alat penganalisa bunyi, misalnya untuk mengidentifikasi penempatan tekanan leksikal pada kata kata.

Baca Juga: Binus Business School Masuk Jajaran Top 250 Program S2 Bisnis di Dunia Kategori QS Global MBA Rankings 2023

Penelitian dalam wacana digital (Digital Discourse) meneliti bagaimana wacana digital yang bersifat multimodal dan multisemiotik digunakan untuk mengidentifikasi identitas, aktivitas, dan ideologi di dunia digital.

Riset Linguistik Terapan yang menggunakan teknologi juga dapat dikategorikan sebagai riset humaniora digital riset Linguistik Terapan berupaya menjawab pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan bahasa. Tujuannya adalah memberi solusi teknologi atas permasalahan bahasa di dunia nyata.

Dukungan Binus University dalam Memajukan Praktik Linguistik Terapan

Prof. Clara menilai Binus University telah sejak lama mengembangkan solusi digital sebagai bagian dari implementasi Linguistik Terapan ini, seperti BinusMaya dan aplikasi Beelingua untuk meningkatkan proses pendidikan dan memfasilitasi akses pendidikan bagi calon siswa yang memiliki akses terbatas.

Beliau pun menyarankan, “Untuk menghasilkan dampak yang lebih besar, penelitian Linguistik Terapan harus dilakukan secara kolaboratif dengan disiplin ilmu lain. BINUS telah mendirikan Research Interest Groups (RIG) untuk memfasilitasi penelitian kolaboratif antara dosen dari beberapa departemen yang berbeda. Selain itu, fasilitas pusat penelitian untuk studi humaniora yang menyediakan infrastruktur teknologi penelitian agar lebih mudah diakses dan tersedia secara luas”, ucapnya.

Ahli bahasa terapan harus merangkul teknologi dalam setiap aspek pekerjaan mereka. Dengan mengembangkan solusi digital baru dan mempelajari kompetensi baru, seperti kolaborasi dengan ilmuwan komputer, ahli bahasa terapan dapat menghasilkan solusi yang lebih akurat dan efektif dalam menyelesaikan masalah kehidupan nyata.

Melalui upaya kolaboratif dan pemanfaatan teknologi yang tepat, Linguistik Terapan dapat menyatukan orang dan memberikan kontribusi bagi kemajuan ilmiah di BINUS serta memberikan dampak yang bermanfaat bagi masyarakat.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: