Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rocky Gerung Sebut Larangan Buka Bersama Tak Punya Argumentasi yang Masuk Akal: Ini Satu Tanda...

Rocky Gerung Sebut Larangan Buka Bersama Tak Punya Argumentasi yang Masuk Akal: Ini Satu Tanda... Kredit Foto: Instagram Rocky Gerung Official
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat politik Rocky Gerung menyebut larangan pemerintah terhadap pelaksanaan buka puasa bersama bagi para pejabat dan Aparatur Sipil Negara (ASN) tidak memiliki argumentasi pendukung yang masuk akal.

Mengenai hal ini, Rocky menyampaikan kini ketidakpercayaan publik terhadap argumentasi dari kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus mengalami peningkatan. Apalagi dengan adanya koreksi atau klarifikasi kebijakan yang dilakukan oleh pihak Istana.

Baca Juga: Jokowi Keluarkan Larangan Acara Bukber Bagi ASN, Rocky Gerung Nggak Main-main Singgung Polemik Kedatangan Timnas Israel: Di Mana Otakmu?

"Ini satu tanda sosiologis pertama ketidakpercayaan publik itu naik terus, jadi apa pun yang diucapkan sebagai argumen dari Presiden Jokowi dan cunguk-cunguknya ini, cunguk artinya orang yang terus-menerus menjilat Pak Jokowi dengan melakukan semacam revisilah koreksi, klarifikasi, tetap yang disasar presiden Jokowi. Karena ini soal larangan berbuka puasa yang secara tradisional dianggap sebagai upaya untuk mengakrabkan persahabatan, kekeluargaan," ujar Rocky dalam video yang diunggah di akun YouTube miliknya berjudul LARANG ASN BUKA BERSAMA. PEMERINTAH JOKOWI MAKIN ANTI ISLAM?, dikutip pada Sabtu (25/3/2023).

Merujuk pada kebijakan yang dimaksud, sebelumnya, larangan berbuka puasa bersama tidak secara khusus diperuntukkan bagi ASN, namun setelah mendapat atensi publik, larangan tersebut dikoreksi menjadi larangan berbuka puasa bersama bagi ASN dengan alasan terkait penyebaran pandemi Covid-19 dan mencegah terjadinya pamer harta.

"Argumen yang diucapkan pemerintah itu yang enggak masuk akal," kata Rocky.

Menurut Rocky, pemerintah kini telah kehilangan kemampuan dalam membuat alasan yang jelas terhadap setiap kebijakan yang dikeluarkan, terutama terkait dengan hal yang meyakinkan publik. Apalagi soal acara perkumpulan, Presiden Jokowi secara pribadi telah memberikan arahan untuk masyarakat kembali beraktivitas seperti biasanya pascapandemi Covid-19.

"Kelihatannya pemerintah kehilangan kemampuan untuk meyakinkan kebijakan dia. Buat apa melarang sesuatu yang sudah menjadi tradisi, kebudayaan, dan tidak punya efek atas Covid. Lain kalau pesta perkawinan yang mengundang 5.000 orang itu pasti, atau perkumpulan macam-macam itu, pagelaran musik segala macam," jelas Rocky

"Kita mau ingatkan, Pak Jokowi sendiri dan Pak Luhut juga mengatakan udah kumpul aja, biasa-biasa aja," lanjutnya.

Rocky menambahkan, Jokowi saat ini tidak memiliki kemampuan dan kekuasaan untuk memberi argumentasi yang masuk akal. Hal ini memicu terjadinya perdebatan di ruang publik.

Baca Juga: Larangan Bukber dan Izin Timnas Israel Tak Sesuai Konstitusi, Rocky Gerung Heran dengan Pembuat Kebijakan: Di Mana Otakmu?

"Kita balik lagi pada ketidakmampuan kekuasaan ini untuk memberi argumentasi. Kalau dia mulai bikin larangan apapun tapi dengan argumen yang masuk akal, jadi orang bikin perbandingan bahwa apa yang seperti diucapkan dengan larangan buka puasa. Kendati kemudian dikoreksi hanya buat pejabat. Buat ngetes reaksi umat Islam? Buat ngetes bahwa dukungan Jokowi masih ada? Semua itu berantakan akhirnya," tegas Rocky.

Rocky menyampaikan, saat ini dengan kepercayaan publik yang semakin menurun, segala hal yang berasal dari Istana telah diabaikan oleh masyarakat, termasuk soal larangan buka puasa bersama baru-baru ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: