Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Asing Rajin Borong Saham, Pasar Modal Masih Bakal Meriah

Asing Rajin Borong Saham, Pasar Modal Masih Bakal Meriah Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Setelah beberapa pekan melemah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Minggu lalu akhirnya menggeliat naik. Laju IHSG positif menguat sebesar 1,3% dengan penguatan terbesar sektor basic material sebesar 2,6% dan sektor properti dan real estate sebesar 1,9% dilanjutkan dengan sektor perbankan sebesar 1,8%.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, Rifqi Satria Dinandra mengungkapkan bila hal tersebut didorong oleh rencana pembagian dividen dari emiten-emiten perbankan yang memiliki bobot besar untuk IHSG dibagikan dalam 2 minggu ini. 

“Kebiasaan pelaku pasar saat ada pengumuman dividen, mereka langsung buru-buru beli biar dapat dividennya. Hal ini memengaruhi laju positif IHSG yang akhirnya menguat pada pekan lalu," tegasnya di Jakarta pada Senin (27/3/2023).

Baca Juga: Jumat Berkah, IHSG Tutup Perdagangan Hari Ini dengan Apresiasi 1,03%

Selain sentimen positif dividen emiten perbankan, Rifqi juga menyebutkan 2 sentimen yang memengaruhi laju IHSG pekan lalu, yakni inflow asing dan kenaikan suku bunga AS.

Terkait inflow asing, terangnya, pekan lalu yang hanya 3 hari perdagangan ternyata mampu membuat asing melakukan aksi beli cukup besar senilai Rp2,38 triliun dengan top 5 di dominasi emiten perbankan dan dilanjutkan pada emiten berkapitalisasi besar lainnya.

"Setelah ada pengumuman dividen perbankan, asing ramai-ramai memborong. Hal ini jelas terlihat dari saham-saham BMRI, BBCA dan BBRI yang diborong asing hingga lebih dari Rp2 triliun sendiri. Investor asing masuk lagi. Selain itu, investor asing juga masuk lagi ke dalam negeri melalui saham-saham berkapitalisasi besar lainnya," tegasnya.

Baca Juga: BCA Sebar Dividen Senilai Rp170 per Lembar, Intip Jadwal Pembagiannya!

Terkait kenaikan suku bunga di AS yang sudah kesembilan kalinya berturut-turut, ini jelas menjadi sentimen positif untuk market. The Fed menaikkan suku bunga 25 bps. Sebelumnya suku bunga di level 4,5-4,75% dan saat ini di level 4,75-5%

"Kenaikan suku bunga ini sebenarnya jadi sentimen positif, karena kenaikan suku bunganya sedikit-sedikit alias sudah diredam. Pelaku pasar juga sudah berharap suku bunga akan berhenti dinaikkan tahun ini," tegasnya.

Terkait sentimen minggu ini, Rifqi menegaskan ada sentimen Indeks PCE AS yang akan memengaruhi market. Indeks PCE (Personal Consumption Expenditures Price Index) adalah ukuran inflasi yang digunakan oleh Bank Sentral Amerika Serikat, yaitu Federal Reserve, untuk mengukur perubahan harga barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen.

Ia menandaskan Indeks PCE sudah dalam tren penurunan sejak tahun lalu baik secara YoY atau MoM. Tren penurunannya akan meyakinkan The Fed untuk pivot dalam kebijakan suku bunganya.

"Jika sesuai atau lebih rendah dari konsensus maka akan menjadi sentimen positif untuk Amerika dan khususnya Indonesia."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: