Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mereduksi Potensi Kerugian Internet dengan Pemantauan Jaringan Buatan Telkom

Mereduksi Potensi Kerugian Internet dengan Pemantauan Jaringan Buatan Telkom Kredit Foto: Unsplash/Thomas Lefebvre
Warta Ekonomi, Bandung -

Saat ini berbagai wilayah di Indonesia, terutama di sektor bisnisnya, membutuhkan internet untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Bisnis sekelas warung kopi pun akan laris jika turut menyediakan WiFi gratis.

Meskipun demikian, koneksi jaringan internet tak selalu mulus. Koneksi internet yang buruk bisa merusak reputasi bisnis. Contohnya lagi pengusaha restoran atau kafe, kecepatan dan kestabilan internet bisa sangat memengaruhi persepsi konsumen secara langsung.

Baca Juga: Manfaatkan Internet Secukupnya, Mulailah Bijak Berinteraksi di Media Sosial

Hal ini terkait dengan beberapa temuan riset ilmiah. Data i-ras.co.uk mencatat, 57% pengguna akan meninggalkan sebuah halaman situs jika mereka tidak bisa membukanya dalam 3 detik. Keterlambatan 3 detik pun akan menyebabkan penurunan potensi loyalitas sebanyak 7%.

Sementara, iTel.com menyebutkan, 87% perusahaan memercayakan setidaknya satu beban kerja yang sangat penting pada sistem cloud. Berbagai aplikasi seperti PoS (Point of Sale) atau Google Drive sangat bergantung koneksi internet.

Jadi, meskipun perusahaan kita punya layanan komputasi awan yang andal, tanpa adanya internet yang mumpuni, produktivitas tetap tidak akan maksimal.

Riset Deloitte juga menyebutkan, penyebab frustasi karyawan nomor satu di dunia kerja ternyata disebabkan jaringan yang lambat. Hal ini terjadi baik pada perusahaan besar maupun skala UKM. Produktivitas, dengan sendirinya, akan menurun ketika jaringan tak andal.

Riset serupa dari Sandisk bahkan menyebutkan, performa jaringan yang tak andal akan dengan mudah menghilangkan satu pekan produktivitas per tahunnya. Pegawai takkan bisa mengeluarkan potensi terbaiknya imbas dari jaringan lemot.

Onno W. Purbo, seorang pakar IT Indonesia yang pernah menggalang petisi online mengenai permasalahan koneksi internet, menyebutkan, rata-rata transaksi keuangan berbasis koneksi mencapai Rp1,5 miliar per menit.

"Maka, jika dijumlahkan, tiap jamnya mencapai Rp90 miliar. Kalikan saja jika performa jaringan ngadat, maka berapa potential loss miliaran rupiah yang bisa melayang!" kata Onno dalam keterangan resminya, Selasa (28/3/2023).

Adapun Senior IT Consultant Sharing Vision Indonesia, Wendy Hidayat, mengatakan, merujuk fenomena tersebut, layanan pemantau dan pengelola jaringan internet saat ini sudah menjadi sebuah keniscayaan. Pasalnya, masyarakat Indonesia telah demikian ketergantungan.

"Menurut saya sih sangat perlu ya netwotk performer karena sekarang zamannya digital dan online. Karena itu, semua aktivitas tidak terlepas dari kualitas dan performa network atau internet. Tinggal dipastikan ada kesiapan SDM yang merata dan bisa menyesuaikan," jelasnya.

Senada, Beben Mustianda, Expert Data Center Sharing Vision Indonesia, menambahkan, penyedia jasa network performer sudah sebuah kemajuan bagi dunia TIK di Indonesia. Bahkan, diharapkan bahkan bisa lebih berdayaguna bagi masyarakat awam.

Baca Juga: Akses Data Pribadi Rawan Dicuri, Telkomsel Imbau Pelanggan Waspada Kejahatan dengan Modus Permintaan Unduh File .APK Fiktif

"Contohnya perlu adanya alat seperti meteran listrik yang bisa digunakan mengukur pemakaian listrik dikonversikan dengan rupiah paket yang telah dipakai. Karena sekarang ini tidak jelas pemakaian, tiba tiba kuota habis. Jadi, jelas perlu bukan cuma network performer yang dibutuhkan bahakan lebih dari itu," jelasnya.

Melaui umbrella brand Leap, PT Telkom pun sudah meluncurkan Netmonk yang memiliki sejumlah fitur canggih terkait kinerja jaringan. Contohnya, Netmonk Prime yang menyediakan tiga modul sekaligus dalam satu dasbor, yaitu Network, Web/API, dan Linux Server Monitoring sehingga dapat memanfaatkannya sekaligus tanpa perlu memakai produk lain sebagai tambahan.

Kemudian, Netmonk Prime yaitu dilengkapi fitur tindakan otomatis yang dapat mengetahui letak permasalahan jaringan di mana dan memberikan saran perbaikan. Dasbor tampil secara intuitif dan mudah digunakan karena ada mode tampilan secara grafis yang memudahkan tim manajerial memahami data.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: