Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mitigasi Perubahan Iklim, BI Ajak Bank Sentral ASEAN Ambil Bagian dalam Transisi Keuangan Hijau

Mitigasi Perubahan Iklim, BI Ajak Bank Sentral ASEAN Ambil Bagian dalam Transisi Keuangan Hijau Kredit Foto: Bank Indonesia
Warta Ekonomi, Nusa Dua, Bali -

Dorongan terhadap keuangan berkelanjutan memerlukan tindakan dalam skala regional, yakni ASEAN. Peran bank sentral negara ASEAN menjadi penting dalam membangun kerangka transisi keuangan hijau, mendorong pengungkapan (disclosure) berkelanjutan, memformulasikan mekanisme kebijakan untuk mencapai tingkat emisi nol guna mitigasi perubahan iklim.

Sekalipun implementasinya menantang, momentum pertemuan ASEAN kali ini merupakan saat yang tepat untuk penerapan operasi bisnis yang rendah karbon dan produk serta teknologi rendah emisi.

Demikian mengemuka dalam High Level Seminar: Alig​ning Policies for Climate Transition, diselenggarakan Bank Indonesia, di Nusa Dua, Bali (29/3/2023. Acara ini hadir di sela rangkaian pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN (1st AFMGM), mendukung pesan sustainability sebagai salah satu pilar Priorities Economic Deliverables (PEDs) Keketuaan ASEAN Indonesia. Baca Juga: Ekonomi Asia Hadapi Risiko Kerusakan Tertinggi Akibat Cuaca Ekstrem dan Perubahan Iklim

Dalam sambutannya, Gubernur BI, Perry Warjiyo menekankan pentingnya transisi yang terkelola dengan baik untuk memitigasi risiko ekonomi dan sosial. Hal ini dicapai dengan 3 (tiga) konsideran yaitu i) kebijakan yang kuat dari otoritas dan dukungan politik pemerintah, ii) kerangka transisi perubahan iklim yang jelas, dan iii) keberlangsungan modal untuk pembangunan proyek berkarateristik hijau.

"Negara ASEAN yang masing-masing memiliki perbedaan dalam kapasitas dan tantangannya harus memiliki asistensi teknis dalam transisi hijau. Bank sentral berperan bukan hanya untuk mempromosikan keuangan hijau tetapi juga pada tahap implementasinya, terutama pada transisi keuangan," ujar Perry.

Lebih lanjut katanya, BI berkomitmen bersama swasta dan pemerintah menuju Sustainable Development Growth (SDG). "Implementasinya, BI telah menerapkan sejumlah kebijakan di antaranya insentif likuiditas bagi bank yang menjalankan proyek hijau, asistensi teknis keuangan hijau berbalut loka karya untuk pemerintah daerah, manajemen cadangan devisa yang meliputi portofolio sektor hijau dan sukuk," jelas Perry.

Negara ASEAN sendiri dinilai cukup rentan terhadap perubahan iklim, mempertimbangkan di antaranya tingginya risiko bencana alam, ketergantungan terhadap sektor yang sensitif terhadap iklim seperti pertanian dan SDA, dan tingginya populasi dan ekonomi berbasis pesisir.

Untuk menangkal berbagai tantangan tersebut, diskusi membahas bagaimana dukungan bank sentral, lembaga internasional dan swasta untuk memperluas penerapan keuangan hijau.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: