Ketika Zionis Israel Renggut Kebahagiaan Ramadan Anak-anak Palestina, Miris!
Anak lainnya yang berusia 17 tahun mengatakan, peluru tentara Israel pernah menembus rumahnya. Dia merasa ketakutan, kendati berada di dalam rumah sendiri.
"Selama lebih dari setahun, saya tidak bisa tidur dengan normal. Terkadang saya terbangun karena suara peluru dan ledakan, dan terkadang saya terbangun karena mimpi buruk. Saya tidak lagi membedakan antara mimpi dan kenyataan," ujar remaja itu.
Angkatan bersenjata Israel mengepung sebuah rumah dalam salah satu serangan ke kamp Jenin. Mereka membawa paksa seorang pria yang tinggal di rumah itu, meninggalkan dari istri dan dua anaknya yang masih balita yaitu Tolin (2 tahun) dan Misk (1 tahun).
Setelah kembali ke keluarganya, pria itu mengatakan perilaku kedua putrinya berubah sejak serangan Israel. Anak pertamanya, Tolin yang biasanya aktif berubah menjadi anak yang pendiam dan penyendiri. Dia selalu ingin dekat dengan ibunya dan tampak ketakutan.
“Perilaku kedua putrinya berubah secara radikal setelah kejadian ini, terutama Tolin, yang berubah dari aktif menjadi anak yang menyendiri, melekat pada ibunya dan takut pada suara atau gerakan apa pun, dan sering menangis," ujar pria itu.
Seorang anak berusia 15 tahun yang identitasnya tidak disebutkan mengatakan, pasukan Israel membunuh gurunya, Jawad Bawakna. Anak itu mengatakan, Bawakna adalah guru yang paling dekat dengan murid-muridnya dan selalu memberikan energi serta harapan positif. Bawakna juga kerap memberikan dukungan psikologis bagi anak didiknya.
“Kami kehilangan salah satu sumber dukungan psikologis terpenting. Sekolah telah menjadi kenangan yang menyakitkan bagi orang yang kami cintai, dan kami berusaha untuk menjauhinya sebisa mungkin," ujar anak itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Advertisement