Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gak Main-main, Erdogan Damprat Dubes Amerika: Pintu Kami Tertutup, Mohon Sadar Tempat

Gak Main-main, Erdogan Damprat Dubes Amerika: Pintu Kami Tertutup, Mohon Sadar Tempat Kredit Foto: Reuters/Willy Kurniawan
Warta Ekonomi, Istanbul -

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa mulai saat ini "pintunya tertutup" bagi Duta Besar Amerika Serikat untuk Ankara, Jeffry Flake, dengan mengecam pertemuan diplomat tersebut baru-baru ini dengan rivalnya dalam pemilihan presiden mendatang. 

Erdogan menghadiri sebuah upacara di distrik Bagcilar di Istanbul pada hari Minggu, yang didedikasikan untuk pembukaan resmi hampir 100 rumah dan fasilitas lain yang dibangun setelah serangkaian gempa bumi dahsyat.

Baca Juga: Pengumuman Erdogan: Tuan Putin Akan ke Turki

Dalam pertemuan lanjutan dengan sekelompok pejabat dari gerakan sayap kanan Grey Wolves, ia sangat fokus pada pemilihan umum 14 Mei dan dugaan penyalahgunaan wewenang diplomatik oleh utusan Washington.

"Kita perlu memberi pelajaran kepada AS dalam pemilu ini," kata Erdogan, seperti dikutip oleh Anadolu.

Duta Besar Flake bertemu dengan pemimpin Partai Rakyat Republik (CHP), Kemal Kilicdaroglu, pada tanggal 29 Maret, "sebagai bagian dari pembicaraan lanjutan dengan partai-partai politik Turki mengenai isu-isu yang menjadi kepentingan bersama di antara kedua negara," demikian menurut sebuah cuitan di akun Twitter Kedutaan Besar AS.

"Pintu kami tertutup untuknya, dia tidak bisa lagi masuk. Mengapa? Dia harus tahu tempatnya," kata Erdogan.

"Memalukan, pikirkanlah dengan kepala dingin. Anda adalah seorang duta besar. Lawan bicara Anda di sini adalah presiden," imbuhnya.

Pernyataan Erdogan ini muncul kurang dari enam minggu sebelum pemilihan presiden dan pemilihan umum berlangsung di Turki pada tanggal 14 Mei, dengan Kilicdaroglu yang diajukan oleh aliansi enam partai oposisi sebagai lawan utamanya setelah berbulan-bulan pertikaian politik.

Presiden Turki dan Partai AK yang berkuasa diperkirakan akan menghadapi tantangan berat menyusul gempa bumi dahsyat yang menewaskan lebih dari 50.000 orang di negara tersebut pada awal Februari.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: