Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah dan Bank Indonesia Optimis Tekan Inflasi Di bawah 5 Persen

Pemerintah dan Bank Indonesia Optimis Tekan Inflasi Di bawah 5 Persen Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Purwakarta -

Pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) terus berupaya bersinergi dengan menggelar Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) untuk mengendalikan inflasi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartanto menegaskan, hal itu sebagai salah satu perwujudan dari komitmen pihaknya agar inflasi bisa terkendali.

Dia menilai pengendalian inflasi yang dilakukan pihaknya bersama Bank Indonesia sudah menunjukkan hasil yang positif, dengan turunnya inflasi menjadi di bawah 5 persen pada Maret lalu.

"Tentu ini merupakan kerja keras yang dilakukan oleh tim. Di negara lain inflasi itu menjadi inflasi yang stubborn yang keras kepala sulit turun, kita bisa kendalikan di bawah 5 persen atau 4,97 persen. Dan ini penting karena memasuki Lebaran. Ini merupakan momentum agar masyarakat kita bisa mendapatkan sembako dengan harga terjamin," jelas Airlangga kepada wartawan di Kabupaten Purwakarta, Rabu (5/4/2023).

Baca Juga: Simak! BI Ungkap Tiga Tantangan Utama Kendalikan Inflasi Pangan

Airlangga juga mengapresiasi Bank Indonesia yang aktif melakukan operasi pasar sehingga masyarakat mempunyai akses terhadap harga yang terjangkau. 

"Kita berharap seluruh bupati walikota aktif salah satunya mendorong subsidi transportasi dari daerah penghasil ke daerah konsumen sebagai salah satu langkah pengendalian inflasi," katanya

Adapun, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengungkapkan, GNPIP merupakan bukti tindak lanjut dari arahan Presiden Jokowi untuk pengendalian inflasi. GNPIP dikoordinatori oleh Airlangga Hartanto dengan dukungan BI bekerjasama dengan seluruh kepala daerah dan Komisi 11 DPR RI.

Menurutnya, dengan sinergi dapat membuat gerakan apapun berhasil. Salah satu buktinya yaitu penurunan inflasi pangan pada tahun 2022 dari 11,47% pada Juli 2022 menjadi 5,5% pada akhir tahun. Perry menegaskan, hal itu terjadi berkat GNPIP. Itu pun sebagai bukti keberhasilan pengendalian pangan dari suplai dan hingga distribusi.

"Oleh karena itu, untuk tahun 2023 kami bersama Menko Perekonomian terus meningkatkan koordinasi untuk GNPIP. Setiap bulan kita akan terus melakukan GNPIP dan dipusatkan kalau bulan lalu di Sulawesi, bulan ini di seluruh Pulau Jawa, bulan depan di Sumatera dan seterusnya. Ini untuk mengendalikan inflasi," ungkapnya. 

Baca Juga: Menghadang Laju Inflasi Pangan, Pemerintah Siapkan Rp104 Triliun

Dia menilai pengendalian inflasi penting karena beberapa faktor, diantaranya tingkat inflasi di dunia yang masih tinggi, untuk memastikan pasokan dan distribusi, serta mengantisipasi faktor cuaca dan musiman seperti Lebaran dan akan adanya el nino.

Gubernur Bank Indonesia tersebut pun optimis, dengan pengendalian inflasi yang dilakukan, pada September 2023 inflasi di Indonesia sudah mencapai angka 3,5% dan inflasi pangan juga di bawah 5%. Dengan begitu, rakyat akan sejahtera dan masyarakat gemah ripah loh jinawi.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum berharap, kegiatan dalam rangka GNPIP ini mampu merumuskan langkah-langkah yang strategis untuk kebaikan dan kemaslahatan masyarakat, khususnya dalam menahan laju inflasi daerah. 

"Kita harapkan, para bupati dan walikota meneruskan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan hasil pertanian," ujarnya. 

Baca Juga: Terbukti Ampuh, GNPIP Sukses Turunkan Inflasi Pangan jadi 5,61% di Akhir 2022

Seperti diketahui, GNPIP kali ini merupakan puncak dari rangkaian yang telah diawali di Jawa Timur pada 17 Maret 2023 dengan tema yang diusung yaitu "Sinergi dan Inovasi untuk Ketahanan Pangan Nasional melalui Digitalisasi dan Hilirisasi Pertanian di Jawa: Gemah Ripah Loh Jinawi."

GNPIP di Pulau Jawa mengusung 2 program unggulan, salah satuya digitalisasi hulu hilir sisi produksi, pasca panen, pergudangan, pengolahan, pemasaran, hingga pembiayaan pada sektor pangan melalui optimalisasi peran UMKM termasuk pesanteren. 

Program tersebut diwujudkan dengan penyusunan bisnis model digital farming melalui penyaluran smart green house kepada UMKM dan pesantren, penyaluran smart farming kepada klaster pangan, penyaluran mesin pengolahan paska panen cabai, peresmian lumbung pangan dengan Rice Milling Unit (RMU) dan Bed Dryer, digitalisasi pemasaran produk dengan start up pertanian, hingga digitalisasi pasar termasuk fasilitasi QRIS bagi pedagang.

Selain itu, GNPIP di Pulau Jawa mengusung program quick wins pengendalian inflasi pangan jangka pendek yang terdiri dari gelaran operasi pasar dan gelar pangan murah komoditas pangan strategis di 277 titik se-Jawa, perluasan kerjasama antar daerah (KAD), efisiensi distribusi melalui penyediaan jasa logistik dan storage yang terjangkau hingga optimalisasi pengembangan dan pendampingan pupuk organik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: