Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waduh! Senin Kedua April 2023 Harga CPO Tercatat Turun Nih, Kenapa?

Waduh! Senin Kedua April 2023 Harga CPO Tercatat Turun Nih, Kenapa? Kredit Foto: Antara/Akbar Tado
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) untuk Franco wilayah Belawan dan Dumai tercatat Rp12.203/kg pada Senin (10/4/2023). Dengan demikian, harga CPO mengalami penurunan sekitar Rp32/kg, jika dibandingkan harga CPO pada Senin (3/4/2023) yang sebesar Rp12.235/kg.

Melansir laman InfoSAWIT pada Selasa (10/4/2023), untuk harga CPO di Teluk Bayur dibuka Rp12.073/kg, namun terjadi withdraw (WD), dengan penawaran tertinggi Rp12.053/kg. Lantas, harga CPO di Talang Duku dibuka Rp12.053/kg, namun terjadi WD, dengan penawaran tertinggi Rp11.688/kg.

Baca Juga: Ada Larangan Ekspor CPO, Astra Agro Tetap Bagikan Dividen...

Terkoreksinya harga CPO terjadi seiring dengan melemahnya minyak nabati lain pada akhir pekan. Kendati demikian, secara mingguan harga CPO tersebut mencatat kinerja cemerlang dikarenakan adanya ekspektasi pengetatan pasokan.

Harga CPO juga terpengaruh karena pasar mempertimbangkan pengurangan produksi lebih lanjut yang ditargetkan oleh OPEC+ dan penurunan persediaan minyak mentah Amerika Serikat terhadap kekhawatiran tentang prospek ekonomi global.

Perlu diketahui, negara-negara penghasil minyak mentah, yakni OPEC+, memutuskan rencana memangkas produksi minyak mentah lebih lanjut sekitar 1,16 juta barel per hari. Minyak mentah yang tengah mendidih ini menjadikan kelapa sawit pilihan yang lebih menarik untuk bahan baku biodiesel.

Baca Juga: Efek Bangkrutnya Silicon Valley Bank Hingga Kuatnya Ringgit Malaysia, Harga CPO Merah Merona

Tidak hanya itu, penurunan harga CPO tersebut juga seiring dengan penurunan harga referensi CPO, yang mana dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya kekhawatiran krisis keuangan global akibat krisis Bank Silicon Valley di Amerika Serikat dan Credit Suisse di Eropa, pelemahan harga minyak nabati lainnya yaitu minyak kedelai dan minyak rapeseed, penguatan mata uang Ringgit Malaysia terhadap Dolar AS, dan Inggris yang memangkas tarif karena telah bergabung dalam Trans-Pacific Partnership (TPP) dengan beberapa negara, salah satunya Malaysia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: