Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menteri ATR/BPN Blusukan di Sumsel: Tanah Itu Episentrum Kehidupan Rakyat

Menteri ATR/BPN Blusukan di Sumsel: Tanah Itu Episentrum Kehidupan Rakyat Kredit Foto: Kementerian ATR/BPN
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto melaksanakan kunjungan kerja ke Sumatra Selatan (Sumsel). Didampingi Gubernur Sumsel, Herman Deru, Menteri Hadi diterima di Kantor Gubernur Provinsi Sumatra Selatan. Ia menyerahkan Sertipikat aset Barang Milik Negara (BMN), Barang Milik Negara (BMD), dan Milik BUMN.

Menteri Hadi menegaskan sertipikasi aset negara sangatlah penting. Sebab, jika ada kesalahan pencatatan akan menjadi masalah di kemudian hari.

Baca Juga: Sukses Amankan Bontang, Menteri Hadi Tjahjanto Belum Lelah Menggebuk Mafia Tanah

"Ini penting sekali, jangan sampai kekeliruan pencatatan dan administrasi menyebabkan konflik di masa depan," kata Menteri Hadi dalam keterangannya, Rabu (12/4/2023).

"Yang rugi negara dan juga rakyat. Sudah banyak konflik antara warga berhadapan dengan Pemda dan BUMN terjadi karena kesalahan pencatatan dan administrasi di masa lalu. Karenanya mulai sekarang harus kita tata," ujarnya.

Dalam kunjungan tersebut, Menteri Hadi juga blusukan membagikan Sertipikat hasil PTSL secara door to door di daerah Plaju Ilir Kota Palembang. Dalam kesempatan itu, Menteri Hadi berbincang dengan warga Plaju Ilir. Warga sangat senang karena akhirnya memilki kepastian hukum.

"PTSL ini menjadi kepastian hukum, sertipikat ini juga memiliki nilai ekonomi untuk menunjang aktivitas ekonomi," ucapnya.

Baca Juga: Menteri Hadi Tjahjanto: Jangan Biarkan Tanah Wakaf NU dan Muhammadiyah Diserobot Mafia

Sebelum bertolak kembali ke Jakarta, Menteri Hadi menyempatkan diri membagikan sertipikat wakaf di Pesantren Tahfiz Nurul Quran, Kota Palembang. Didampingi Ketua Yayasan Udstadz Bahrum Amir, Menteri Hadi menyerahkan 10 sertipikat wakaf untuk pesantren yang dihuni 147 santri yang merupakan anak yatim dan dhuafa.

"Pesantren ini menerima santri tanpa bayar sepeser pun, sudah kewajiban kita untuk mengupayakan kepastian hukum atas tanahnya. Tanah itu episentrum kehidupan rakyat," pungkas Hadi Tjahjanto.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: