Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Guntur Soekarno Sarankan Anies Jangan Hanya Fokus Pendukung Islam Khilafah, Nasdem Bereaksi: Itu Hak Mereka Pilih Anies

Guntur Soekarno Sarankan Anies Jangan Hanya Fokus Pendukung Islam Khilafah, Nasdem Bereaksi: Itu Hak Mereka Pilih Anies Kredit Foto: Website Nasdem
Warta Ekonomi, Jakarta -

Guntur Soekarnoputra menyinggung soal basis agama Islam pendukung Anies Baswedan. Hal ini segera ditanggapi oleh Ketua DPP Partai Nasdem Effendy Choirie atau Gus Choi.

Ia menegaskan, Anies bersama Nasdem ingin menarik semua dukungan dari semua kalangan saat nanti maju menjadi calon presiden (capres) 2024.

Baca Juga: NasDem Enggak Berani Kritik Jokowi, Nasib Anies Baswedan Disoroti: Dia Tak Akan Sampai Garis Finish!

"Semua warga negara Indonesia punya hak dipilih dan memilih, apapun agamanya, aliran mazhabnya atau suku bangsanya," ujar Gus Choi kepada Republika pada Rabu (12/4/2023). 

Menurutnya, bahkan bekas aktivis Partai Komunis hingga keturunannya juga memiliki hak memilih. Dalam hal ini ia mencontohkan bekas aktivis DI/ TII atau keturunannya dan terakhir bekas aktivis HTI dan FPI. 

"Selama mereka masih sebagai warga negara Indonesia dan tidak dicabut hak politiknya, mereka punya dipilih dan memilih. Kita ini negara yang Bhineka Tunggal Ika. Beragam tapi satu tujuan," tegas dia. 

Dia menyampaikan bahwa, Indonesia memiliki sistem demokrasi sehingga semua warganya mempunyai kesempatan. Oleh karena itu, kata dia, kita tidak boleh punya pandangan dan sikap diskriminatif. 

"Kita harus bersikap adil kepada mereka. Mereka punya hak untuk memilih calon presiden siapa? Itu hak mereka memilih Anies. Sebagai calon presiden yang ingin menang sangat aneh bin ajaib menolak dukungan mereka. Dari manapun datangnya dukungan harus diterima," kata Gus Choi.

Baca Juga: PDIP Bukan Lagi Partai Wong Cilik, Mantan Pendiri Banteng Muda Deklarasikan Dukungannya untuk Anies Baswedan

Menurutnya, dalam negara pancasila Indonesia ini, seorang calon presiden harus agamis nasionalis, yang artinya harus ada perpaduan keagamaan dan kebangsaan. Tidak ada tempat bagi calon pemimpin sekuler, komunis dan khilafah di Indonesia.

Jika dalam masyarakat ada aliran seperti itu, menurutnya negara lah yang bertugas mengedukasi, mencerahkan dan mengajak ke jalan Pancasila. Dia menegaskan bahwa pancasila bukanlah agama dan pancasila pun tidak bertentangan dengan agama. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: