Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengusaha Diminta Redam Kampanye Negatif Kelapa Sawit Indonesia

Pengusaha Diminta Redam Kampanye Negatif Kelapa Sawit Indonesia Petani mengumpulkan buah sawit hasil panen di perkebunan Mesuji Raya, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Senin (9/5/2022). Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) berharap larangan ekspor minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dan produk-produk turunannya tidak berlangsung lama, karena akan mempengaruhi keseluruhan ekosistem industri sawit nasional. | Kredit Foto: Antara/Budi Candra Setya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin meminta pengusaha untuk terus meredam kampanye negatif terhadap industri kelapa sawit Indonesia di sejumlah negara.

“Fakta-fakta ini penting untuk diinformasikan kepada masyarakat luas, khususnya masyarakat internasional agar kampanye negatif terhadap industri kelapa sawit ini dapat diredam,”Kata Maruf di Istana Wapres, Jakarta, kemarin.

Seperti diketahui, sejak menjadi produsen utama kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dunia pada 2006, Indonesia menghadapi tantangan global yang menguat. Seiring dengan peningkatan produksi CPO Indonesia, muncul kampanye negatif di tingkat global yang menuduh kelapa sawit sebagai penyebab perubahan iklim.

Baca Juga: Sri Mulyani Pastikan Dana Bagi Hasil Sawit Meluncur Mei 2023

Untuk itu, semua pihak yang terkait, termasuk Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) yang mewadahi para pengusaha kelapa sawit, dinilai perlu bersama-sama untuk menyusun strategi dan menggalakkan kampanye positif guna menekan isu tersebut.

“Kita harus dapat mengkomunikasikan informasi dan kebijakan secara efektif, serta membuktikan bahwa upaya pengembangan industri kelapa sawit nasional tetap memperhatikan prinsip keberlanjutan dan ramah lingkungan,” tegasnya.

Kampanye positif yang bisa diusung pelaku usaha diantaranya terkait tutupan kebun sawit nasional seluas 16,38 juta hektare berkontribusi pada penyerapan 2,2 miliar ton karbon dioksida (CO2) setiap tahunnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: