Warren Buffett Kecam Bank-Bank di AS yang Curang: Saya Tidak Suka Jika Orang Terlalu Fokus Pada Angka
Miliarder investor Warren Buffett akhirnya buka suara soal kegagalan perbankan. Dia mengecam pemberi pinjaman karena mengambil risiko yang tidak perlu dan menyamarkan kerugian mereka. Akibat dari hal ini, Buffett mengungkap bahwa dia menjual sahamnya di beberapa bank karena dia melihat tanda bahaya di keuangan mereka.
Investor terkenal dan CEO Berkshire Hathaway ini mengatakan kepada CNBC pada minggu ini bahwa beberapa bank terlibat dalam akuntansi yang menyesatkan untuk menggelembungkan keuntungan mereka secara artifisial. Dia mencontohkan bank menilai obligasi jangka panjang mereka pada nilai nominalnya, bukan nilai pasarnya, ini menyembunyikan fakta bahwa nilainya telah jatuh di atas kertas.
"Saya tidak suka jika orang terlalu fokus pada angka pendapatan dan melupakan prinsip perbankan," kata Buffett, mengutip Business Insider di Jakarta, Jum'at (14/4/23). "Beberapa hal bodoh yang dilakukan bank secara berkala terungkap selama periode ini."
Baca Juga: Tak Pernah Khawatirkan Perusahaannya, Warren Buffett Akui Lebih Takut Hal-Hal Ini Terjadi!
Miliarder berusia 92 tahun itu mencatat bank-bank yang mengalami masalah dalam beberapa pekan terakhir tidak melakukan kesalahan sembrono yang mereka buat menjelang krisis keuangan. Sebaliknya, mereka salah mengelola aset dan kewajiban mereka.
Buffett juga menggarisbawahi pentingnya orang merasa simpanan bank mereka aman.
"Penting bagi bank untuk mempertahankan kepercayaan publik dan mereka bisa kehilangannya dalam hitungan detik," katanya.
Kepala Berkshire itu mengatakan dia menjual saham beberapa bank setelah melihat tanda-tanda masalah dalam pendapatan mereka. Perusahaan Buffett telah mengurangi atau sepenuhnya menjual sejumlah saham keuangan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk JPMorgan, Goldman Sachs, Wells Fargo, PNC Financial, US Bancorp, dan BNY Mellon. Investor menekankan bahwa dia tidak melihat masalah sama sekali.
Silicon Valley Bank runtuh dalam hitungan hari di bulan Maret setelah mencoba menopang keuangan saya dengan menjual aset jangka panjang dengan kerugian dan mencoba mendapatkan modal baru.
Langkah tersebut membuat takut para pelanggannya, yang simpanannya di bank sangat tidak diasuransikan, memicu gelombang penarikan atau "bank run" yang mendorong Federal Deposit Insurance Corp. (FDIC) untuk mengambil kendali pemberi pinjaman dan menjamin semua simpanannya.
SVB, Signature Bank, dan Silvergate Bank semuanya gulung tikar dalam beberapa hari di bulan Maret sehingga memicu kekhawatiran bank run lebih lanjut, ketakutan akan krisis kredit jika bank menarik kembali pinjaman, dan kemungkinan krisis keuangan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait:
Advertisement