Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Konsesi Kereta Cepat Kebanggaan Jokowi Sampai 80 Tahun, Nasib Generasi Mendatang Disorot: 'Menteri saat Ini Mungkin Sudah Jadi Tengkorak!'

Konsesi Kereta Cepat Kebanggaan Jokowi Sampai 80 Tahun, Nasib Generasi Mendatang Disorot: 'Menteri saat Ini Mungkin Sudah Jadi Tengkorak!' Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pakar Hukum Tata Negara dan pengamat politik Refly Harun menyoroti soal Bunga Utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung kebanggaan Presiden Jokowi yang gagal di nego dengan China. Terlebih, kini Konsesi proyek tersebut mencapai 80 Tahun.

Refly blak-blakan mempertanyakan nasib generasi mendatang dengan skema bisnis yang dijalankan pemerintah saat ini. Bagi Refly, untuk mencapai 80 tahun ke depan, generasi saat ini kemungkinan sudah tidak ada termakan usia.

“Terserah anak-cucu nanti, yang penting barangkali generasi hari ini sudah mati semua, jadi tidak memikirkan anak cucu ke depan,” ungkap Refly melalui kanal Youtube miliknya, dikutip Jumat (14/4/23).

Baca Juga: Mengejutkan! Ditanya Pilih Khofifah atau Mas AHY, Jawaban Anies Baswedan Sungguh Tak Terduga: Saya Pakai...

“Ya 80 tahun orang kayak kita sudah lenyap dari dunia, usia saya 130 tahun lebih. Usia presiden menteri sekarang sudah di atas 100 tahun semua, mungkin sudah jadi tengkorak semua, tetapi generasi ke depan yang menanggungnya,” tambahnya.

Untuk diketahui, mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan adalah salah satu pihak yang terdepan menolak proyek ini, salah satu yang dipermasalahkan Jonan adalah konsesi saat itu dipatok 50 Tahun, kini justru malah jadi 80 tahun.

Baca Juga: Lord Luhut Mau Warga Sekitar Depo Plumpang Angkat Kaki, Rizal Ramli Tegaskan Itu Bukan Masalah Utama: Bang Luhut Mau Jadi Wali Kota?

Menurut Refly, sedari awal proyek ini memang tercium bau akan bermasalah di kemudian hari dan jadi beban untuk Indonesia.

“Kereta cepat ini banyak baunya, entah bau menyan atau apa, tapi yang jelas banyak baunya dari awal, dan akhirnya proyeknya tidak jelas tersendat-sendat, bengkak biayanya, eh bunga utangnya pun gede juga,” ungkap Refly melalui kanal Youtube miliknya, dikutip Jumat (14/4/23).

Lagi pula, lanjut Refly untuk rute Jakarta-Bandung sudah banyak alternatif lain yang mana bisa dimanfaatkan atau diperbaiki ketimbang proyek kereta cepat ini.

“Sejak awal misalnya Menhub Jonan menolak proyek ini. Kan Jakarta-Bandung nggak terlalu jauh apa bikin kereta cepat,” jelasnya.

“Sementara yang ada sudah lebih dari cukup. Ada jalan tol, tol elevated, Kereta Parahyangan tinggal direvitalisasi,” tambahnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Advertisement

Bagikan Artikel: