Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pentagon: Personel Amerika dalam Konvoi YPG/PKK Diancam Drone di Irak

Pentagon: Personel Amerika dalam Konvoi YPG/PKK Diancam Drone di Irak Kredit Foto: Reuters/Carlos Barria
Warta Ekonomi, Washington -

Personel Amerika Serikat di wilayah Kurdistan Irak berada di sana sebagai bagian dari misi untuk mengalahkan Daesh/ISIS, kata juru bicara Pentagon Patrick Ryder, Kamis (13/4/2023).

Konvoi pimpinan YPG/PKK Ferhat Abdi Sahin, dengan nama sandi Mazloum Abdi, menjadi sasaran serangan pesawat tak berawak di dekat Bandara Internasional Sulaymaniyah pada tanggal 7 April.

Baca Juga: PBB Minta Stafnya di Afghanistan Tetap di Rumah, Seruan Taliban Ini Penyebabnya

Tiga personel AS berada dalam konvoi tersebut. Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) melaporkan tidak ada korban luka.

"Pada tanggal 7 April, sebuah konvoi, termasuk personel AS, ditembaki ketika sedang transit di wilayah Kurdistan Irak di daerah dekat Sulaymaniyah," Ryder mengkonfirmasi, seraya menambahkan bahwa pasukan AS berada di Irak dan Suriah untuk mendukung "misi mengalahkan ISIS."

"Pesawat itu menghantam lebih dari 100 meter dari konvoi dan CENTCOM saat ini sedang menyelidiki insiden tersebut," tambahnya.

Ketika ditanya apa misi dari personil AS tersebut, dia menjawab: "Kami mendukung pasukan keamanan Irak sebagai bagian dari misi mengalahkan ISIS. Seperti yang Anda ketahui, kami memiliki pasukan di Irak. Mereka tidak melakukan operasi tempur. Mereka memberi saran dan membantu rakyat Irak. Dan kemudian kami memiliki pasukan di Suriah yang mendukung SDF."

Dia mengacu pada Pasukan Demokratik Suriah, mitra AS di Suriah dalam perang melawan Daesh/ISIS. Kelompok teroris YPG/PKK mengubah nama mereka menjadi SDF agar dapat bersuara dalam pembicaraan mengenai Suriah.

Menanggapi pertanyaan tentang hubungan SDF dengan PKK, ia mengatakan: "Kami telah bermitra dengan SDF sejak tahun 2014 sebagai bagian dari misi mengalahkan ISIS. Kami memiliki hubungan yang sudah berlangsung lama dengan mereka. Mereka bukan PKK."

Kebijakan AS di Suriah telah menjadi salah satu masalah yang paling menantang antara dua sekutu NATO karena Turki tidak pernah menerima dukungan AS terhadap YPG karena hubungannya dengan PKK, yang telah diakui sebagai organisasi teroris oleh Turki dan AS.

Di sisi lain, AS melihat YPG, yang berganti nama menjadi SDF, sebagai mitra dalam perang melawan Daesh/ISIS di Suriah dan tidak mengakuinya sebagai kelompok teroris, meskipun AS mengakui PKK.

PKK telah melancarkan kampanye bersenjata melawan Turki selama lebih dari 35 tahun dan bertanggung jawab atas kematian lebih dari 40.000 orang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: