Sejak KTTPS (Koperasi Tebing Tinggi Pangkatan Sejahtera) bermitra dengan dengan perusahaan perkebunan sawit Asian Agri banyak manfaat yang dirasakan oleh para anggota koperasi. Hal itu diakui Ketua Koperasi Tebing Tinggi Pangkatan Sejahtera (KTTPS) Desa Tebing Tinggi Kecamatan Pangkatan Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara, Khairul Anam.
Khairul Anam sedikit bercerita kenapa tertarik ikut bergabung dalam program kemitraan petani swadaya bersama Asian Agri. Ia mengenal dunia perkebunan kelapa sawit pada tahun 2014, saat memperoleh warisan kebun dari orangtuanya.
Sebelumnya, pria kelahiran tahun 1983 ini tak menyangka harus melanjutkan bisnis kecil-kecilan kebun orangtuanya di kampung Desa Tebing Tinggi. Meski tidak memiliki pemahaman dan pengalaman di bidang kebun sawit, mau tidak mau kebun itu harus dipeliharanya, karena berkat sawit keluarganya bisa bertahan hidup.
Baca Juga: Sambut Ramadan, Asian Agri Lakukan Bazar Minyak Goreng untuk Masyarakat Desa
Pengalamannya sebagai pendidik alias guru di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Labuhanbatu, membuat Anam sapaan akrabnya, dapat dengan mudah menyesuaikan diri memperoleh berbagai informasi dan ilmu perkebunan kelapa sawit.
Bila memiliki waktu luang, ia pun mencoba merawat kebun warisan orang tuanya dengan ala kadarnya. Seperti perawatan dan pemupukan ala kadarnya, yang terpenting sawit tersebut tetap tumbuh berbuah. Pemikiran seperti inilah yang awalnya dipahami oleh Anam, dan banyak petani era 80-90 an di seputaran wilayah tempat tinggalnya di Kabupaten Labuhanbatu.
Seiring dengan berjalannya waktu, Anam memperoleh informasi adanya program petani swadaya yang digaungkan perusahaan Asian Agri. Dengan tawaran beragam manfaat, seperti pembinaan, pelatihan hingga sampai dengan pembelian tandan buah segar (TBS) milik petani sawit.
Peluang itu langsung disambut Khairul Anam. Ketertarikan ikut program petani swadaya mitra binaan Asian Agri bukan hanya dirinya saja yang mau, juga beberapa petani-petani Desa Tebing Tinggi.
Pada Juli 2018, sejumlah petani sawit Desa Tebing Tinggi yang tergabung didalam Badan Usaha Milik Desa Tebing Tinggi Pangkatan Sejahtera (BUMDES TTPS) bergabung menjadi mitra petani swadaya Asian Agri. Selanjutnya di tahun 2021 BUMDES TTPS berubah bentuk menjadi Koperasi Tebing Tinggi Pangkatan Sejahtera yang disingkat dengan KTTPS yang beralamat di Desa Tebing Tinggi, Kec. Pangkatan, Kab. Labuhanbatu.
Baca Juga: Kemenkop-UKM Dorong Koperasi Petani Sawit Terus Miliki Pabrik Minyak Makan Merah Sendiri!
Khairul Anam ditunjuk sebagai ketua koperasi tersebut. Manfaat program kemitraan swadaya Asian Agri sangat dirasakan para petani KTTPS. Melalui pendampingan secara keberlanjutan, Asian Agri menyediakan beragam pelatihan, teknis budidaya kelapa sawit, penguatan kelompok, alternative income, perbaikan fasilitas jalan, analisa daun, pupuk, akses pasar dlsbnya.
"Ragam kegiatan pelatihan ini, berhasil menghantarkan petani kami meningkatkan produksi kebunnya. Sebelumnya hasil yang kami dapatkan perbulan rata-rata hanya 1 ton perha. Namun dengan adanya kemitraan, maka hasil kebun kami rata rata naik 100% dengan pencapaian produksi 2 ton perha, bahkan ada yang 3 ton per hektare per bulan," sebut Anam.
Selain itu, beliau juga menjelaskan bahwa pada 2020, Asian Agri juga membimbing KTTPS untuk ikut dalam Program SMILE (Smallholder Inclusion for Better Livelihood & Empowerment).
"Awalnya kami tidak paham apa itu Program SMILE, namun karena yang memperkenalkan kepada kami adalah Asian Agri yang terbukti sudah berhasil meningkatkan produksi kebun kami, maka ketika pada 28 Oktober 2020, kami (petani) diikutsertakan dalam Program SMILE, maka kami sambut baik. Di SMILE ini kami lebih diajari agar melakukan budidaya kelapa sawit secara ramah lingkungan, sesuai standar internasional. Dalam program SMILE, Asian Agri bersama Apical dan perusahaan mitra hilirnya membantu petani swadaya untuk mendapat sertifikasi RSPO," beber Anam, Sabtu (15/4/2023).
Ia mewakili KTTPS mengaku, cukup banyak hal-hal yang harus dilakukan agar kami bisa lulus audit sertifikasi RSPO. Mulai dari kelengkapan administrasi, kelengkapan patok batas, peta, perawatan / penyemprotan dan lainnya yang harus dilakukan secara ramah lingkungan. Namun semua hal itu tetap dalam pengawasan dan tuntunan dari Asian Agri.
Usaha dan kerja keras yang dilakukan petani KTTPS berbuah hasil. "Akhirnya di bulan April 2022, kami lulus sertifikasi RSPO atas areal 685,33 Ha yang dimiliki oleh 239 orang anggota koperasi kami," ucapnya.
Baca Juga: Indonesia Harus Jadi Barometer Sawit Dunia
Sejak memperoleh sertifikasi RSPO banyak lagi manfaat yang didapat oleh petani-petani.
"Dan pada September 2022, kami sudah bisa menikmati penghasilan tambahan dari Premium Sharing RSPO," sebut warga Dusun Baru Lima Desa Tebing Tinggi Pangkatan ini.
Ayah tiga anak ini menambahkan, dana tersebut akan kami gunakan untuk kesejahteraan anggota, untuk operasional koperasi, pengembangan bisnis koperasi guna alternative income bagi petani kedepannya sebagaimana yang sudah kami sepakati bersama di RAT koperasi.
"Harapan saya kedepannya, agar kemitraan ini terus berkelanjutan untuk kemajuan bersama. Dan, KTTS dapat lebih berkembang. Sehingga keberadaan kami bisa mensejahterakan anggota kami, serta meningkatkan perekonomian masyarakat desa," ujarnya.
Program SMILE (Smallholder Inclusion for Better Livelihood & Empowerment) Sebagai bagian dari mitra swadaya Asian Agri, maka perusahaan berupaya memberikan yang terbaik bagi KTTPS. Salah satunya dengan mengikut sertakan KTTPS dalam Program SMILE.
Program SMILE adalah program yang diinisiasi oleh Asian Agri, Apical bersama perusahaan mitra hilirnya untuk membantu petani swadaya mendapatkan sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
Program SMILE merupakan sebuah langkah nyata perusahaan untuk petani, agar bisa bersaing di pasar internasional, ditengah gencarnya permintaan akan minyak sawit berkelanjutan.
“Program SMILE merupakan bagian dari komitmen keberlanjutan Asian Agri 2030 yakni pilar 1 Kemitraan dengan petani, yang salah satu targetnya yakni 5.000 petani swadaya mendapatkan sertifikat RSPO,” ujar Head of Partnership Asian Agri, Rudy Rismanto.
Baca Juga: Peremajaan Sawit Rakyat Kunci Ketahanan Pangan dan Energi
Lebih lanjut, Rudy menjelaskan bahwa di tahun 2022, Program SMILE telah berhasil mengaudit dan mensertifikasi total 390 petani swadaya yang terdiri dari 239 petani berasal dari Sumatera Utara dan 151 petani berasal dari Jambi.
“Kesuskesan KTTPS juga telah menjadi daya tarik bagi petani lainnya, dimana saat ini (2023) sudah ada 4 kelompok tani / assosiasi / koperasi di Sumatera Utara yang beranggotakan 1.575 petani dengan luas areal +/- 3.783 Ha dalam proses administrasi untuk bergabung dengan Program SMILE,” imbuh Rudy.
Pencapaian ini merupakan salah satu bukti wujud komitmen perusahaan dalam mempromosikan praktik perkebunan berkelanjutan dan bertanggung jawab kepada para petani swadaya mitra Asian Agri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait:
Advertisement