Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Prakarsai Deklarasi Negara ASEAN Hadapi Krisis Pangan

Indonesia Prakarsai Deklarasi Negara ASEAN Hadapi Krisis Pangan Indonesia Prakarsai Deklarasi Negara ASEAN Hadapi Krisis Pangan | Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Indonesia memprakarsai disusunnya deklarasi para pemimpin negara ASEAN dalam rangka menghadapi ancaman krisis pangan. Deklarasi ini akan memperkuat dorongan strategis bagi seluruh pemangku kepentingan mengenai urgensi membangun mekanisme penguatan ketahanan pangan, memperkuat rantai pasokan regional, dan pertanian yang berkelanjutan. 

"Tantangan global saat ini mendorong kita untuk mengambil langkah secepatnya, baik jangka pendek, menengah, dan panjang demi mengakselerasi dan memperkuat sistem pangan sehingga lebih efisien, inklusif, berketahanan, dan berkelanjutan," ungkap Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI), Kasdi Subagyono, saat memberikan sambutan pada acara ASEAN Conference on Strengthening Food Security Integration secara virtual, Senin (17/4/2023).

Baca Juga: Kecam Aksi Keji Junta Militer Myanmar, Amnesty Internasional: ASEAN Jangan Diam Saja!

Pihak Indonesia, menurut Kasdi, meyakini langkah cepat dalam menghadapi potensi krisis pangan regional membutuhkan komitmen kuat dari para pemimpin ASEAN. Dengan mempertimbangkan momentum penyelenggaraan ASEAN Summit yang akan diadakan pada September mendatang, Indonesia mengharapkan deklarasi ini dapat menjadi salah satu upaya ASEAN dalam menghadapi ancaman yang mungkin timbul terhadap ketahanan pangan regional. 

"Deklarasi bisa menjadi langkah untuk menyatukan peran dari semua sektor yang terlibat. Kolaborasi dan sinergi antara sektor pangan, ekonomi, transportasi, dan dukungan dari sektor finansial merupakan kunci untuk menghadapi tantangan saat ini dan mendatang," ujar Kasdi. 

Kasdi mengharapkan, melalui penyelenggaraan konferensi ASEAN kali ini, beragam kelompok kepentingan bisa memberikan pendapat dan ide yang konstruktif. 

"Semangat pertemuan ini adalah untuk menghasilkan output nyata yang dapat berkontribusi terhadap pencapaian ketahanan pangan dan gizi," sebutnya. 

Staf Ahli Bidang Hubungan Antarlembaga Kementerian Luar Negeri RI Muhsin Syihab menyebutkan ketahanan pangan menjadi salah satu fokus ASEAN Summit nanti. Negara-negara ASEAN mengalami dampak dari dinamika geopolitik dengan adanya konflik Ukraina yang telah berdampak pada kenaikan harga pangan global hingga 30 persen.

Selain itu, tantangan lain yang dihadapi adalah isu lingkungan, perubahan iklim, dan dampak pandemi covid-19 sehingga krisis pangan masih mengancam. 

"Untuk itu sangat penting bagi negara-negara ASEAN untuk bekerja sama untuk memperkuat ketahanan pangan," seru Muhsin. 

Baca Juga: Wamendag: RCEP Jadikan ASEAN Krusial dalam Pertumbuhan Ekonomi Global

Dalam upaya menjaring pendapat dan ide, ASEAN Conference on Strengthening Food Security Integration melibatkan seluruh stakeholders dari forum pertanian, perdagangan, transportasi, dan keuangan di ASEAN, mitra dialog ASEAN, organisasi internasional, dan akademia.

Negara-negara mitra dialog ASEAN, seperti Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, India, dan Inggris, serta organisasi internasional, seperti APTERR, ERIA, CGIAR, juga menegaskan komitmennya untuk mendukung inisiatif ini yang akan segera dituangkan ke dalam berbagai usulan kerja sama konkret.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: