Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

APBN Dibidik Tangan China, Blunder Jokowi Menjerumuskan Indonesia: Sejak Awal, Proyek Kereta Cepat Sudah Bermasalah

APBN Dibidik Tangan China, Blunder Jokowi Menjerumuskan Indonesia: Sejak Awal, Proyek Kereta Cepat Sudah Bermasalah Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K

Jangan terjebak pada proyek mercusuar, tetapi rakyat tetap miskin dan kesulitan memenuhi kebutuhan pokoknya.

Tujuan minimal pembangunan adalah ketercukupan kebutuhan mendasar rakyat. Jangan sampai ada proyek gagah-gagahan namun menjadi beban fiskal, beban rakyat, dan apalagi beban ini justru berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Baca Juga: Presiden Jokowi sebut Indonesia sebagai Land of Opportunity di Hannover Messe 2023

Jika beban jauh lebih tinggi dari manfaat pembangunan, maka pemerintah telah melakukan kesalahan pembangunan yang nyata.

“APBN tidak boleh menjadi jaminan tambalan pembiayaan bagi proyek yang kontroversial ini. Masih banyak prioritas pembangunan lain yang membutuhkan alokasi fiskal. Apalagi dengan fiskal yang terbatas, melebarnya defisit, proyek kereta cepat ini hanya akan membuat keuangan negara semakin parah," ujarnya.

Disisi lain, kata di, pihak China menginginkan jaminan APBN Indonesia karena mereka sadar bahwa feasebility yang real Proyek itu tidak feaseble, sehingga China minta jaminan APBN.

Menurutnya, evaluasi kelayakan proyek adalah hal yang lumrah, apalagi jika pelaksanaan proyek tersebut tidak sesuai, atau meleset jauh dari yang direncanakan. Bagi Indonesia yang daya dukung APBN nya terbatas, faktor penganggaran ini menjadi sangatlah krusial.

Sudah menjadi tugas pemerintah untuk memastikan proyek-proyek pembangunan berjalan dengan terencana, terarah, dan presisi effisiency serta mendatangkan manfaat langsung kepada Rakyat.

Baca Juga: Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Bikin Ngelus Dada, Amien Rais Sebut Jokowi Harus Bertanggung Jawab: Kita Jadi Negara Maling-Rampok!

“Perencanaan ini harus berpijak pada skala prioritas dan efisiensi pembiayaan. Hal yang sama juga untuk pelaksanaannya mesti selaras dengan apa yang telah direncanakan. Jika perencanaan dan pelaksanaan bersilang arah dan terlalu jauh menyimpang maka tinggal tunggu saja pembangunan itu akan menjadi pemicu dan kontraproduktif karena tidak sesuai dengan kebutuhan pokok dan ekspektasi Rakyat,” tutup Syarief.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: