Teddy Gusnaidi Bongkar Logika Keliru soal Berebut Pesona Capres Si Paling Merakyat dan Didukung Pengusaha
Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi turut angkat bicara soal aksi saling berebut pesona soal sosok capres paling sederhana di Pilpres 2024.
"Pendukung Ganjar Pranowo dan pendukung Anies Baswedan saling berbalas pantun tentang siapa yang amunisi Pilpresnya di-backing pengusaha. Saling berebut yang paling sederhana, yang tentu nanti untuk bahan kampanye, bahwa si A di-support oleh rakyat jelata, si B di-support oleh pengusaha," kata Teddy Gusnaidi Selasa (25/04/2023).
Dia menilai seharusnya tidak perlu berebut pesona siapa sosok capres paling sederhana dan paling disupport rakyat, karena capres menurut UU Pemilu memang boleh mendapatkan sumbangan dari pengusaha.
"Untuk setiap perusahaan, bisa menyumbangkan dana ke capres maksimal Rp 25 Milliar, untuk perseorangan maksimal Rp 2,5 Milliar," tegasnya.
Teddy ragu jika capres tidak akan menerima sumbangan dari pengusaha atau donator nantinya.
"Bohong jika ada capres yang tidak melakukan hal ini, karena ini sah. Pilpres tentu perlu biaya untuk kampanye," tegasnya.
Dia menilai yang seharusnya diangkat dalam berbalas pantun antar dua pendukung itu adalah apa keunggulan capres masing-masing yang didukung.
"Bukan malah berebut membuat drama paling merakyat," tegasnya.
Ia pun mengungkap alasan kenapa ukuran lawan berat di Pilpres hanya diukur dengan dana kampanye sangat tidak relevan untuk jadi tolak ukur kekuataan seorang capres.
"Kalau ukurannya hanya itu saja, ini kita mau mengadakan Pemilihan Presiden atau pemilihan pengusaha paling kaya?," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement