Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Presiden Sudan Omar al-Bashir Sempat Dilarikan ke Rumah Sakit Militer Sebelum Bertempur

Presiden Sudan Omar al-Bashir Sempat Dilarikan ke Rumah Sakit Militer Sebelum Bertempur Kredit Foto: Reuters/Mohamed Nureldin Abdallah
Warta Ekonomi, Khartoum -

Pemimpin Sudan yang digulingkan, Omar al-Bashir, dipindahkan dari penjara Kober ke rumah sakit militer di ibukota Sudan sebelum pertempuran sengit terjadi di sana pada tanggal 15 April, dua sumber di rumah sakit mengatakan.

Keberadaan Bashir dipertanyakan setelah seorang mantan menteri dalam pemerintahannya, Ali Haroun, mengumumkan pada Selasa bahwa ia telah meninggalkan penjara bersama mantan pejabat lainnya.

Baca Juga: HNW Merasa Lega, Puji Gerak Cepat Pemerintahan Jokowi Evakuasi WNI di Sudan

Baik Bashir maupun Haroun menjadi buronan Mahkamah Pidana Internasional atas dugaan kekejaman di Darfur.

Pertempuran berkobar lagi di Sudan pada hari Selasa malam meskipun ada deklarasi gencatan senjata oleh faksi-faksi yang bertikai karena semakin banyak orang yang melarikan diri dari Khartoum dalam kekacauan tersebut.

Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan Pasukan Pendukung Cepat (RSF) menyetujui gencatan senjata selama 72 jam yang dimulai pada hari Selasa setelah negosiasi yang dimediasi oleh AS dan Arab Saudi.

Namun, tembakan dan ledakan masih terdengar setelah malam tiba di Omdurman, salah satu kota kembar Khartoum di Sungai Nil di mana tentara menggunakan pesawat tak berawak untuk menyasar posisi-posisi RSF, kata seorang wartawan Reuters.

Utusan khusus PBB untuk Sudan, Volker Perthes, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB pada hari Selasa bahwa gencatan senjata "tampaknya masih berlaku di beberapa tempat sejauh ini."

Namun dia mengatakan bahwa tidak ada pihak yang menunjukkan kesiapan untuk "bernegosiasi secara serius, menunjukkan bahwa keduanya berpikir bahwa mengamankan kemenangan militer atas pihak lain adalah hal yang mungkin."

"Ini adalah kesalahan perhitungan," kata Perthes, menambahkan bahwa bandara Khartoum masih beroperasi tetapi landasannya rusak.

Warga sipil Turki pertama yang dievakuasi dari Sudan kembali ke Turki pada hari Rabu dan Arab Saudi mengatakan telah mengevakuasi 13 warga negaranya dan 1.674 orang lainnya tanpa adanya tanda-tanda bahwa pihak-pihak yang bertikai siap untuk berunding secara serius.

Orang-orang Turki itu datang dari ibukota Ethiopia, Addis Ababa, setelah menempuh perjalanan darat dari Khartoum.

Beberapa penerbangan lagi diperkirakan akan datang pada hari Rabu untuk mengevakuasi warga Turki yang tersisa yang telah menyeberang ke Ethiopia dari Sudan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: