Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Fadel Muhammad: Saya Batalkan Puasa Seperti Muhammadiyah, Salat Ied Ikuti Pemerintah

Fadel Muhammad: Saya Batalkan Puasa Seperti Muhammadiyah, Salat Ied Ikuti Pemerintah Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad menyayangkan munculnya ancaman pembunuhan dari oknum peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kepada warga Muhammadiyah, yang  viral di media sosial. Ancaman yang muncul akibat perbedaan penetapan Hari Raya Idul Fitri 1444 H

"Itu tidak perlu terjadi, jika pihak yang bersangkutan memahami persoalan yang dipertentangkannya. Apalagi perbedaan itu sudah sering terjadi, bahkan disemua masa kepemimpinan presiden Indonesia," kata Fadel dalam keteranganya, Kamis (27/4/2023).

Baca Juga: Fadel Muhammad Apresiasi Program Kerja Pemkab Gorontalo: Ujung Tombak Pembangunan Daerah

Dirinya merasa prihatin dengan adanya ancaman pembunuhan tersebut. Pasalnya, perbedaan penetapan jatuhnya Hari Raya Idul Fitri, kata Fadel adalah sesuatu yang wajar dan biasa terjadi. Perbedaan  pendapat, itu muncul sebagaimana laiknya perbedaan  penafsiran fenomena alam lainnya.

"Saya memutuskan diri untuk berbuka puasa pada 21 April, karena hari itu Muhammadiyah menetapkan sebagai hari Raya Idul Fitri. Tetapi saya baru melaksanakan salat Ied keesokan harinya, sesuai ketetapan pemerintah, jadi biasa saja, tidak pantas diributkan," kata Fadel menambahkan.

Mantan Gubernur Gorontalo dua periode tersebut menegaskan, hampir sepekan media sosial ramai memperbincangkan ancaman pembunuhan Peneliti BRIN Andi Pangerang Hasanuddin yang  hendak menghalalkan darah Muhammadiyah atau membunuh warga Muhammadiyah karena perdebatan 1 Syawal.

Saat ini ancaman tersebut telah menjadi persoalan hukum, karena sudah  dilaporkan ke pihak kepolisian oleh sejumlah pihak.

Baca Juga: APH Macam Enggak Merasa Bersalah, Minta Maaf Enggak Cukup Hentikan Kisruh Muhammadiyah: Dia Sudah Merusak BRIN

"Perbedaan penetapan lebaran tidak perlu menjadi persoalan, dan tidak pantas diributkan. Berharap, ke depannya terdapat jalan keluar yang baik untuk mengakhiri persoalan tersebut, tidak semua persoalan berakhir di ranah hukum. Terlebih jika persoalannya bisa diselesaikan secara musyawarah, dan saling memaafkan untuk tidak diulang kembali di masa yang akan datang," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: