Kendaraan terbukti menyumbang keburukan udara. Hal itu terlihat bahwa selama banyak kendaraan keluar Jakarta untuk mudik, kualitas udara Ibu Kota bagus.
Data Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) milik Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta mencatatkan kualitas udara libur Lebaran cenderung membaik. Data menunjukkan bahwa PM10, PM 2,5 dan NO2 di seluruh wilayah DKI Jakarta berada di bawah baku mutu harian.
Diperlihatkan hasil pengukuran menggunakan 12 Low Cost Sensor (LCS). Kepala Dinas LH DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengatakan konsentrasi PM 2,5 pada hari pertama Idul Fitri (22/4) berkisar 26,07–39,26 ug/m3. Jumlah itu menurun dibandingkan H-2 Lebaran sebesar 26,94–49,13 ug/m3.
Kondisi membaiknya kualitas udara Jakarta menurut Asep dipengaruhi berkurangnya kepadatan lalu lintas kendaraan karena libur Lebaran. Hal serupa juga diperlihatkan hasil pengukuran menggunakan 12 Low Cost Sensor (LCS).
Masyarakat yang cuti dan mudik ke luar daerah membuat Jakarta menjadi lebih sepi dan lengang. Hanya tingginya konsentrasi Ozon (O3), yang merupakan salah satu polutan sekunder hasil reaksi fotokimia, disebabkan adanya siklus gerak semu matahari.
Baca Juga: Bandara Soekarno-Hatta Cetak Hattrick Traffic di Atas 1.000 Penerbangan
Hal itu mengakibatkan fenomena gelombang panas di wilayah Indonesia. Pada tanggal 24 April, BMKG juga telah mengeluarkan peringatan tentang sinar UV di beberapa wilayah kota di Indonesia menunjukkan indeks hingga berbahaya.
Meski demikian, Asep menegaskan cuaca panas yang terjadi baru-baru ini tidak berkorelasi secara langsung dan bukan diakibatkan kondisi udara Jakarta yang cukup baik saat ini. “Bahkan kondisi kualitas udara Jakarta saat Lebaran cenderung membaik, meskipun sedang terjadi gelombang panas tersebut,” tandasnya
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait:
Advertisement