Wiranto Ungkap Rasa Sedih Saat Ditinggal Mardiono dari Wantimpres: Rasa Kehilangan...
Dewan Pertimbangan Presiden, Wiranto, mengaku sedih pada saat mendengar kabar bahwa sahabatnya dalam jabatan tersebut, Muhammad Mardiono, pergi meninggalkannya.
Sebagaimana diketahui, Mardiono meninggal kursi Dewan Pertimbangan Presiden tahun lalu. Saat ini, Mardiono menjabat sebagai Plt. Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
"Sedih karena apa? Karena saya ditinggalkan sahabat saya yang sudah bekerja sama bersama-sama dalam satu wadah Dewan Pertimbangan Presiden. Kita bersama-sama selama 2 tahun 11 bulan dan 11 hari. Sudah saya hitung itu," kata Wiranto dalam sambutannya di acara penyerahan nama-nama potensial caleg di Kantor DPP PPP, Jakarta, Senin (1/5/23).
Baca Juga: Bertandang ke Markas PPP Hari Ini, Wiranto Bawa Sejumlah Nama Caleg Eks Partai Hanura
Kendati demikian, Wiranto menegaskan bahwa kepergian Mardiono bukan berarti sebagai permusuhan kendati dia merasakan kehilangan di Dewan Pertimbangan Presiden. Pasalnya, kata Wiranto, Mardiono merupakan figur yang mempuni di bidang UMKM.
"Rasa kehilangan karena apa? Karena beliau ini memang sangat paham mengenai masalah UMKM sangat mendalamin, sangat objektif, rasional, sehingga pada saat kita memberikan nasihat dan pertimbangan kepada presiden," katanya.
Kendati merasa sedih, Wiranto tetap tidak menyangkal adanya rasa senang kepada Mardiono atas jabatannya sebagai Plt. Ketua Umum PPP. Kendati pun dia yakini bahwa posisi tersebut tidak mudah.
"Senangnya, beliau terlepas dari sana (Dewan Pertimbangan Presiden) dipercaya untuk menahkodai satu partai yang saya kira mempunyai reputasi dan pengalaman yang paling panjang di negeri ini. 5 Januari 1973. Itu paling tua," katanya.
"Nah menahkodai kapal yang sedemikian berpengaruh itu tidak mudah. Tapi saya yakin dengan kepiawaiannya beliau saya kira akan berhasil untuk memikul tanggung jawab yang sangat mulia ini," tambahnya.
Wiranto pun mengaku sempat menjadi bagian dari perjuangan Mardiono menjadi Plt. Ketua Umum PPP. Dia mengaku telah melihat potensi kepemimpinan Mardiono atas partai politik sejak tahun 2017.
"Senangnya itu tambah lagi tak kala beberapa tahun yang lalu saya pernah bertemu dengan beliau, saya lihat-lihat ini auranya, aura pemimpin partai. Kira-kira tahun 2017 lah ke kantor saya, sehingga saya ikut memperjuangkan beliau untuk menjadi ketua umum partai," katanya.
Dia pun menyinggung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Menurutnya, PPP lebih tua dari PDIP. Pasalnya, PDIP dinilai baru sebab telah melakukan pergantian nama.
"Ada partai lain tapi sudah ganti nama, itu tua juga. Tapi ganti nama sehingga baru lagi. Ini paling tua dan mempunyai reputasi yang sangat panjang," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty
Tag Terkait:
Advertisement