Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Makin Yakin Adanya Islamofobia, Din Syamsuddin Ungkit Teror kepada Islam usai Penembakan di MUI: Kita Hidup pada Tahun-tahun Bahaya

Makin Yakin Adanya Islamofobia, Din Syamsuddin Ungkit Teror kepada Islam usai Penembakan di MUI: Kita Hidup pada Tahun-tahun Bahaya Kredit Foto: Instagram/Din Syamsuddin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Peristiwa penembakan di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat membuat mantan Ketum MUI, Din Syamsuddin, makin yakin adanya Islamofobia.

"Patut diduga pelakunya terpapar Islamofobia. Tindakan yang menyasar MUI akan mudah dipahami sebagai bermotif kebencian terhadap MUI atau Islam. Maka jelas, Islamofobia itu ada dan nyata," ungkapnya dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (2/5/2023).

Baca Juga: MUI Diserang, Habib Husin Shihab Sindir Pihak-pihak yang Bilang Kaum Radikal Gak Ada: Semoga Kalian Tidak Jadi Korban

Ia mengalu prihatin atas peristiwa ini. Apalagi, momentumnya umat Islam masih merayakan Idulfitri. Walau demikian, penyerangan atau perusakan terhadap tempat ibadah atau tokoh Islam, kata dia, sebenarnya bukan hal baru.

"Kejadian serupa pernah terjadi berentetan jelang Pemilu atau Pilpres 2019, tapi tidak pernah ada pengungkapan yang jelas. Waktu itu, Mabes Polri hanya menyatakan pelakunya adalah orang-orang gila," kisahnya.

Tidak hanya itu, ditilik dari sejarah, pada tahun 1965 kerap terjadi hal serupa. Perusakan masjid dan musala, juga pada ulama dan zuama. "Seperti masa itu, kita pun sekarang merasa living years dangerously atau hidup pada tahun-tahun bahaya," ujarnya.

Kejadian demikian, diartikannya sebagai upaya provokasi terhadap umat Islam. Pelaku disebutnya berharap ada upaya balas dendam. "Lebih baik diam sambil mencermati apa ujung dari peristiwa itu," bebernya.

Pria yang juga pernah menjabat Ketua Dewan Pertimbangan MUI itu pun mendesak kepolisian agar mengingkap dalang peristiwa berdarah itu. "Maka kepada Polri harus mampu menangkap pelakunya dan mengungkap siapa dalang yang bermain di balik layar," jelasnya.

"Sayang pelakunya tidak dapat diinterogasi karena meninggal atau dianggap gila. Kok orang-orang gila bisa beramai-ramai merusak tempat ibadat ya?" tandas Din Syamsuddin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: