Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemain Lama Industri Tanggapi Proposal Kerangka Regulasi Aset Kripto di Inggris

Pemain Lama Industri Tanggapi Proposal Kerangka Regulasi Aset Kripto di Inggris Kredit Foto: Unsplash/André François McKenzie
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tenggat waktu tiba untuk komentar pada paper konsultasi dan panggilan bukti yang dirilis HM Treasury Inggris terkait proposal kerangka regulasi aset kripto. Paper yang telah lama ditunggu-tunggu ini, terbit pada Februari 2023 dan menarik tanggapan rinci dari berbagai pemain di industri mata uang kripto.

Dikutip dari laman Cointelegraph pada Rabu (3/5/2023), provider blockchain Polygon Labs, pemodal ventura Andreessen Horowitz (a16z), Asosiasi Pasar Finansial Eropa (AFME) dan Digital Pound Foundation (DPF) merilis tanggapan mereka pada 1 Mei 2023 terkait komentar terhadap paper tersebut. Dari beragam pendapat, beberapa masalah umum diangkat.

Seruan HM Treasury untuk “risiko yang sama, hasil regulasi yang sama” dipenuhi dengan baik, meskipun tidak ada pemahaman yang seragam tentang hal yang diperlukan, selain dasarnya dari Undang-Undang Layanan Keuangan dan Pasar 2000 (FSMA).

Baca Juga: Spekulasi Kenaikan Suku Bunga Picu Outflow dari Produk Investasi Kripto

a16z yang tinggal di California menunjuk kelemahan dalam ketergantungan Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat pada Tes Howey saat perusahaan menilai proposal Inggris. a16z merespons, “adalah sangat menggembirakan interpretasi HM Treasury atas prinsip ini yang mengakui bahwa hal itu tidak berarti akan sesuai untuk menerapkan bentuk peraturan yang sama dalam semua kasus demi mencapai hasil regulasi yang sama.”

Hal ini terkait dengan penekanan proposal terhadap kegaitan regulasi, bukan aset itu sendiri. Perbedaan mendasar antara centralized finance (CeFi) dan decentralized finance (Defi) yang menjadi pusat diskusi.

Polygon menanggapi, “sumber risiko sistem DeFi adalah sangat berbeda daripada sistem terpusat, seperti CeFi atau sistem keuangan tradisional. Untuk tujuan ini, mungkin akan lebih akurat untuk memperbarui: ‘risiko yang sama, hasil regulasi yang sama’ menjadi ‘sumber risiko yang berbeda, hasil regulasi yang sama.’”

Kerangka kerja yang diusulkan memperlakukan stablecoin berbasis uang fiat dan stablecoin berbasis algoritmik secara berbeda, mengklasifikasikan stablecoin berbasis algoritmik sebagai “aset kripto yang tidak didukung” atau unbacked cryptoasset. Secara khusus, Polygon menyukai pendekatan regulasi berbasis aktivitas pada kasus ini.

AFME yang bekerja sama dengan firma konsultan Clifford Chance dalam tanggapannya, mencatat pentingnya taksonomi global aset kripto untuk regulasi internasional secara efektif dan pendekatan “aktivitas yang sama” untuk mengecualikan nilai representasi berbasis blockchain seperti program loyalty dan reward.

AFME juga mengidentifikasi cakupan territorial terhadap regulasi kripto yang diusulkan, yang ditulis untuk diterapkan pada perusahaan-perusahaan yang menyediakan layanan kripto pada warga negara Inggris. Cakupannya lebih luas daripada regulasi yang befokus pada aset tradisional.

DPF merasakan adanya kemungkinan penyimpangan dari prinsip “risiko yang sama, hasil regulasi yang sama” dalam penanganan beberapa bentuk aset kripto, dan mengomentarinya secara rinci. Adanya klasifikasi pada stablecoin adalah salah satu poin yang perlu diklarifikasi.

Pemerintah Inggris akan merespons kumpulan tanggapan yang diterima pada paper tersebut dan terlibat dalam konsultasi lebih lanjut mengenai peraturan khusus sebagai langkah ke depan, itu pun jika “dilanjutkan”.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: