Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengamat Blak-blakan Sebut Jokowi Sudah Kehilangan Wibawa Sebagai Kepala Negara, Alasannya Sungguh Mengejutkan!

Pengamat Blak-blakan Sebut Jokowi Sudah Kehilangan Wibawa Sebagai Kepala Negara, Alasannya Sungguh Mengejutkan! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan Ketua Umum parpol pro pemerintah di Istana Merdeka, Jakarta pada Selasa (2/5).

Acara tersebut dianggap hal yang tak etis dilakukan oleh kepala negara. Mengapa demikian?

Analis Politik sekaligus Direktur Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah Pasalnya, Dedi mengatakan, Jokowi telah menggunakan kantor presiden atau kepala negara untuk kegiatan politik praktis.

"Pertemuan itu jelas tidak etis karena menggunakan kantor presiden untuk kepentingan politik praktis," kata Dedi saat dihubungi, Rabu (3/5/2023).

Baca Juga: Tak Menguntungkan Ganjar Pranowo, Relawan Minta Megawati Cs Berhenti Gunakan Istilah Petugas Partai: Cukup di Internal Saja!

Dedi mengatakan, dengan melakukan hal yang tidak etis tersebut, Jokowi dianggap telah kehilangan wibawanya terutama sebagai kepala negara.

"Jokowi kehilangan wibawa kepala negara karena telah menggunakan kekuasaan untuk kepentingan golongannya sendiri," tuturnya.

Dedi juga menyebut, ada kemungkinan memang pertemuan tersebut untuk mewujudkan terbentuknya Koalisi Besar untuk Pilpres 2024.

"Bisa saja pertemuan itu untuk mengupayakan koalisi besar sebagaimana yang selama ini memang Jokowi inginkan," kata Dedi.

Namun, di sisi lain, kata Dedi, PDIP sebagai salah satu partai pendukung pemerintah telah mengumumkan nama Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden, sehingga hal itu bisa menandai potensi reshuffle bagi NasDem.

NasDem sendiri memang pertemuan malam ini tidak diundang oleh Presiden Jokowi.

"Membaca situasi di mana PDIP telah deklarasi kan Ganjar, dan Prabowo juga telah deklarasi sebagai Capres, maka potensi pertemuan itu untuk menandai resuffle kabinet, utamanya menentukan nasib Nasdem," tuturnya.

Baca Juga: Ajaib! Pengamat Ini Klaim 6 Bulan Kerja Heru Budi Bisa Selesaikan Bobroknya Kinerja Anies Baswedan Selama 5 Tahun di Jakarta

Ia menambahkan, potensi NasDem didepak dari kabinet pemerintahan Jokoei memang santer sekali. Terlebih pasca NasDem mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presidennya di Pilpres mendatang.

"Karena Nasdem telah mengambil sikap usung Anies yang sampai detik ini terlihat tidak disukai Jokowi, bahkan cenderung ada upaya menggagalkan pengusungan Anies. Meskipun Resuffle memang miliki momentum, di mana Menkominfo sedang dibidik masalah rasuah," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Advertisement

Bagikan Artikel: