Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sektor Transportasi Sumbang Inflasi Tinggi, Mendagri Sorot Tarif Angkutan Udara di Masa Mudik

Sektor Transportasi Sumbang Inflasi Tinggi, Mendagri Sorot Tarif Angkutan Udara di Masa Mudik Kredit Foto: Kemendagri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengatakan pemerintah pusat yang diwakili oleh kementerian/lembaga (K/L) perlu terus berkoordinasi dalam rangka menjaga angka inflasi, khususnya di sektor transportasi.

Berdasarkan data inflasi April 2023 (y-o-y), Mendagri menyebut sektor transportasi menyumbang inflasi sebesar 11,96%. Angka ini memberikan andil inflasi 1,45% dari keseluruhan inflasi nasional sebesar 4,33%.

Baca Juga: Kemendagri Lantik 4 Pejabat BSKDN Pascaperubahan Nomenklatur Organisasi

"Ini memerlukan pemerintah pusat terutama adalah Kementerian Perhubungan. Ini nanti saya minta Pak Irjen untuk rapatkan sekali lagi, undang Menteri Perhubungan, kemudian Menteri ESDM, Menteri Keuangan, SKK Migas dan satu lagi adalah mungkin dari asosiasi penerbangan ini dan Menteri BUMN," katanya saat memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar secara hybrid dari Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (8/5/2023).

Mendagri menjelaskan tarif angkutan udara menjadi penyumbang inflasi yang paling signifikan. Kenaikan itu disebabkan salah satunya karena demand transportasi yang tinggi menjelang Lebaran.

Jumlah penumpang mengalami kenaikan yang menyebabkan tarif semakin tinggi. Kenaikan harga ini berpengaruh terhadap sektor lainnya.

"Harusnya demand-nya tinggi, ya jangan juga diikuti dengan kenaikan yang tinggi, karena berpengaruh transportasi itu kepada sektor-sektor lain. Kargo pun menjadi naik, kargo udara, kalau kargo udara naik biaya transportasi untuk barang-barang dari satu tempat ke tempat lain juga akan tinggi," ungkapnya.

Menurutnya, seharusnya harga transportasi seperti avtur dan kargo tersebut bisa diatur oleh pemerintah (administered price), bukan berdasarkan mekanisme pasar. Bahkan, harga avtur di Indonesia lebih tinggi daripada di Singapura karena distribusinya masih memerlukan transportasi untuk memindahkan avtur dari satu daerah ke daerah lain.

"Sementara di Singapura ya untuk pesawat-pesawat mereka Singapore Airlines mereka cukup menyimpan avturnya di satu tempat. Tidak perlu ada transportasi untuk menuju ke Bandara Changi, ini masalah biaya avtur yang perlu diatasi," ujarnya.

Mendagri melanjutkan, dengan adanya intervensi, misalnya dari Kementerian Perhubungan yang mengeluarkan kebijakan menurunkan biaya tiket, maka otomatis inflasi di sektor tranportasi ini akan menurun.

Baca Juga: Usai Ramadan dan Idulfitri 2023, Menko Airlangga Laporkan Inflasi Terjaga Stabil

Kebijakan ini juga bisa menekan perusahaan penerbangan agar tidak mengambil keuntungan yang tinggi sehingga memberatkan rakyat.

"Saya sampaikan kepada Presiden, kalau seandainya harga tiket dan kargo udara terutamanya bisa diturunkan katakanlah sepertiganya saja harganya, berarti dari 1,45% kurangi 0,45% bisa diturunkan menjadi 1 persen, penyumbang inflasinya 1 persen itu sudah bisa di bawah 4%," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: