Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lima Industri Ini Terancam Terpuruk Jika Amerika Gagal Bayar Utang

Lima Industri Ini Terancam Terpuruk Jika Amerika Gagal Bayar Utang Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Warta Ekonomi, Yogyakarta -

Direktur Eksekutif The Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menyebut ada lima industri yang akan semakin terpuruk jika Amerika Serikat gagal membayar utangnya tahun ini.

Kelimanya adalah tembakau, kulit dan alas kaki, furnitur, tekstil dan pakaian alat jadi, serta kayu dan barang dari kayu. Hal ini disampaikannya dalam konferensi pers Ekonomi Indonesia di Tengah Pusaran Risiko Gagal Bayar Utang Amerika, Senin (8/5/2023) secara daring.

Menurut Tauhid, pertumbuhan kelima industri tersebut mulai stagnan dan menunjukkan penurunan sejak kuartal keempat 2021. Melemahnya kelima industri lokal ini didorong oleh faktor eksternal, yaitu penurunan permintaan ekspor, serta faktor internal yang berkaitan dengan daya beli masyarakat yang rendah.

Baca Juga: AS Terancam Gagal Bayar Utang, Indef Beber Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

“Sulit kalau misalnya industri-industri utama ini mengalami penurunan, bagaimana industri ini bisa bertahan dan mampu memberikan kontribusi yang terbaik bagi perekonomian Indonesia?” kata Tauhid.

Direktur Eksekutif INDEF tersebut juga menegaskan bahwa isu ini penting untuk diperhatikan di tengah meningkatnya perekonomian Indonesia.

Sementara itu, AS merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia dalam ekspor dan impor non migas. Saat ini, ekspor non migas dari Indonesia ke AS mengalami penurunan sejumlah 22,14 persen, dari US$4,9 miliar menjadi US$3,8 miliar, dengan kontribusi yang cukup besar mencapai 9,41 persen.

Penurunan permintaan ekspor ini menjadi salah satu faktor pendorong yang mengancam kelima industri lokal. Sebaliknya, impor nonmigas justru naik sebesar 20,13 persen, menjadi celah yang menguntungkan bagi AS.

“Resesi Amerika yang terjadi itu justru dimanfaatkan oleh Amerika, meskipun kita masih surplus terhadap Amerika, tapi justru menambah pundi-pundi Amerika. Karena kita impor dari Amerika tambah besar, ekspornya turun drastis,” terangnya.

Jika AS mengalami resesi, maka kelimanya akan terdampak secara langsung. Kelima industri lokal ini memang banyak bergantung pada eksportir. Hal ini juga disampaikan oleh Kepala Center of Macroeconomics and Finance INDEF, M. Rizal Taufikurahman dalam acara yang sama.

Menurutnya, industri tersebut sebagian besar bergantung pada pasar global. Selain itu, terjadi juga kesulitan pencarian bahan baku. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tara Reysa Ayu Pasya
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: