Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Awali Pekan Kedua Mei 2023 dengan Harga CPO Domestik yang Merangkak Naik

Awali Pekan Kedua Mei 2023 dengan Harga CPO Domestik yang Merangkak Naik Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) untuk Franco wilayah Belawan dan Dumai tercatat Rp10.850/kg pada Senin (8/5/2023). Dengan demikian, harga CPO mengalami peningkatan sekitar Rp447/kg atau sekitar 4,3% jika dibandingkan harga CPO pada hari pertama Mei 2023 yang sebesar Rp10.403/kg.

Melansir laman InfoSAWIT pada Selasa (9/5), untuk harga CPO di Teluk Bayur ditetapkan Rp10.720/kg. Lantas harga CPO di Talang Duku ditetapkan Rp10.700/kg.

Baca Juga: Regulasi Bursa CPO Indonesia Diperkirakan Rampung di Akhir Mei 2023

Dalam sumber yang sama disebutkan, dalam laporan keuangan perusahaan, untuk kuartal I-2023 banyak diwarnai dengan penurunan laba bersih emiten sawit. Hal ini merupakan dampak dari melorotnya harga rata-rata CPO yang mencapai 17% dibandingkan tahun sebelumnya, serta harga jual palm kernel (PK) yang juga mengalami penurunan harga yang signifikan sebesar 53%.

Mengutip Reuters, Mitesh Saiya, Manajer Perdagangan di Kantilal Laxmichand & Co, yang berbasis di Mumbai, mengatakan bahwa pasar CPO menghadapi tekanan pasar eksternal dan mengikuti pelemahan yang terjadi pada minyak kedelai.

Berdasarkan data yang dirangkum dari beberapa sumber, diketahui harga minyak kedelai juga turut mengalami penurunan. Lantaran, produksi kedelai di Argentina turun ke level terendah dalam 23 tahun, lebih kecil dari perkiraan sebelumnya.

Sementara itu, di India, permintaan masih belum meningkat karena harga minyak saingan, termasuk minyak lokal seperti minyak bekatul, lebih murah dibandingkan harga minyak kelapa sawit. Impor minyak sawit India pada April dilaporkan turun 30% dari bulan sebelumnya dan menyentuh level terendah dalam 14 bulan.

Tidak hanya itu, penurunan harga CPO tersebut juga turut dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya kekhawatiran krisis keuangan global akibat krisis Bank Silicon Valley di Amerika Serikat dan Credit Suisse di Eropa; pelemahan harga minyak nabati lain selain kedelai, yaitu minyak rapeseed; penguatan mata uang Ringgit Malaysia terhadap Dolar AS; dan Inggris yang memangkas tarif karena telah bergabung dalam Trans-Pacific Partnership (TPP) dengan beberapa negara, salah satunya Malaysia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: