Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menghapus Kemiskinan Ekstrem pada 2024, Ini Rekomendasi Bank Dunia

Menghapus Kemiskinan Ekstrem pada 2024, Ini Rekomendasi Bank Dunia Kredit Foto: Antara/Irwansyah Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Serangkaian kebijakan yang dirancang dengan cermat dan terpadu dalam sebuah pendekatan multi cabang (multi-pronged approach) dapat membantu Indonesia dalam mengentaskan kemiskinan ekstrem.

Rangkaian kebijakan tersebut akan membantu rumah tangga di Indonesia mencapai keamanan ekonomi, sehingga guncangan-guncangan yang terjadi tidak dapat mengurangi hasil-hasil yang telah dicapai dalam upaya pengentasan kemiskinan.

Bank Dunia menilai Indonesia berhasil menekan tingkat kemiskinan ekstrem dari 19% pada 2002 menjadi 1,5% pada 2022. Kebijakan yang komprehensif dan berkelanjutan dipandang perlu untuk mencapai misi 0% pada 2024.

Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen menyampaikan upaya menekan tingkat kemiskinan ekstrem di Indonesia beriringan dengan pencapaian peningkatan status Indonesia menjadi negara berpendapatan menengah ke atas.

“Oleh karena itu, kebijakan perlu diperluas dari hanya menargetkan penduduk yang sangat miskin menjadi strategi pertumbuhan yang inklusif, agar rumah tangga miskin dapat mencapai keamanan ekonomi,”Ucap dia di Jakarta, kemarin.

Menurut Bank Dunia cara yang paling berkelanjutan untuk terbebas dari kemiskinan adalah dengan bekerja. Dengan angka pengangguran sebesar 5,9% pada 2022, maka sebagian besar penduduk Indonesia sebenarnya sudah mempunyai pekerjaan. Bahkan dari antara penduduk miskin dan rumah tangga yang belum aman secara ekonomi, lebih dari 8 di antara 10 orang mempunyai pekerjaan.

“Akan tetapi, penghasilan mereka masih belum cukup untuk terbebas dari kemiskinan dan belum mampu mencapai keamanan ekonomi,”tegasnya. Di wilayah-wilayah pedesaan misalnya, satu dari dua rumah tangga miskin mengandalkan pertanian sebagai sumber mata pencaharian utama. Tetapi, penghasilan dari pertanian saja belum cukup untuk melepaskan diri dari kemiskinan.

Di wilayah perkotaan maupun pedesaan, banyak rumah tangga yang juga bekerja di bidang jasa. Meskipun sektor jasa dapat memberikan pekerjaan yang produktif, banyak pekerja terperangkap di sektor jasa yang bernilai tambah rendah dengan pengasilan yang tidak memadai.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Advertisement

Bagikan Artikel: