Warren Buffett Suarakan Keprihatian soal Pesatnya Teknologi AI, Sampai Membandingkan dengan Bom Atom!
Investor miliarder Warren Buffett mengungkapkan keprihatinannya atas kebangkitan kecerdasan buatan dengan membandingkan kebangkitan teknologi dengan penciptaan bom atom.
Buffett dan rekannya, Charlie Munger, membahas pandangan mereka tentang teknologi dan AI selama diskusi luas di pertemuan tahunan Berkshire Hathaway di Omaha, Nebraska.
Melansir New York Post di Jakarta, Kamis (11/5/23) Buffett mengatakan dia mendapat pelajaran tentang ChatGPT dari Bill Gates. Namun, ia menyuarakan ketakutannya atas program yang berkembang pesat.
Meskipun Buffett mengatakan dia terkesan dengan kemampuan AI yang luas, termasuk memeriksa semua pendapat hukum sejak awal, dia mengatakan bahwa dia agak khawatir dengan teknologinya.
Baca Juga: Gokil! Taruhan Investasi Warren Buffett di Apple Sentuh Angka Rp2.322 Triliun!
“Ketika sesuatu dapat melakukan segala macam hal, saya menjadi sedikit khawatir,” kata investor berusia 92 tahun itu. "Karena saya tahu kami tidak akan dapat membatalkan penemuannya dan, Anda tahu, kami memang menemukan, untuk alasan yang sangat, sangat bagus, bom atom dalam Perang Dunia II."
“Sangat penting bagi kami untuk melakukannya,” lanjut Buffett. “Tapi apakah baik untuk 200 tahun ke depan di dunia bahwa kemampuan untuk melakukannya telah dilepaskan?”
Buffett mengatakan dia yakin AI akan mengubah segala sesuatu di dunia, kecuali cara pria berpikir dan berperilaku. “Dan itu langkah besar yang harus diambil,” katanya.
Sementara itu, Munger, wakil ketua Berkshire Hathaway yang berusia 99 tahun juga mengungkapkan keengganannya tentang AI.
“Saya pribadi skeptis terhadap beberapa hype yang masuk ke kecerdasan buatan,” kata Munger. "Saya pikir kecerdasan kuno bekerja dengan cukup baik."
Komentar dari raksasa investasi ini muncul setelah lebih dari 1.600 peneliti dan pakar teknologi, termasuk Elon Musk, menandatangani surat pada akhir Maret yang menyerukan jeda enam bulan pada pengembangan AI karena mereka mengklaim itu berisiko besar bagi masyarakat dan kemanusiaan.
“Sistem AI yang kuat harus dikembangkan hanya setelah kami yakin bahwa efeknya akan positif dan risikonya dapat dikelola,” kata surat itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait:
Advertisement