Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Capres Oposisi Erdogan Tunjuk Hidung Rusia Jangan Ikut Campur Politik Turki

Capres Oposisi Erdogan Tunjuk Hidung Rusia Jangan Ikut Campur Politik Turki Kredit Foto: Reuters/Umit Bektas
Warta Ekonomi, Ankara -

Kemal Kilicdaroglu, pemimpin partai oposisi utama Turki, telah memperingatkan Rusia agar tidak mencampuri urusan dalam negeri Turki.

Kilicdaroglu mengatakan hal itu hanya beberapa hari sebelum pemilihan umum presiden dan parlemen, yang akan diadakan pada tanggal 14 Mei.

Baca Juga: Dialog Tingkat Tinggi Diplomat Top Turki dan Suriah, Rusia Jadi Aktor Protagonisnya

"Teman-teman Rusia yang terhormat," Kilicdaroglu, pemimpin Partai Rakyat Republik (CHP), menulis di Twitter dalam bahasa Turki dan Rusia pada Kamis (11/5/2023).

"Anda berada di balik montase, konspirasi, pemalsuan, dan rekaman yang diekspos di negara ini kemarin," katanya tanpa menjelaskan lebih lanjut. 

"Jika Anda menginginkan persahabatan kita setelah 15 Mei, singkirkan tangan Anda dari negara Turki," sang politisi memperingatkan.

Ia menambahkan bahwa ia "masih mendukung kerja sama dan persahabatan" dengan Rusia. 

Kilicdaroglu saat ini unggul dalam jajak pendapat di atas petahana, Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang telah memimpin Turki sejak tahun 2014 dan menjabat sebagai perdana menteri selama 11 tahun sebelumnya.

Pernyataan pemimpin oposisi ini muncul setelah kandidat presiden lainnya, ketua Partai Tanah Air Muharrem Ince, mengundurkan diri dari persaingan pada hari Kamis, mengklaim bahwa sebuah "kampanye fitnah" telah dilancarkan terhadapnya.

Menurut media Turki, Ince mengumumkan keputusannya setelah sebuah video bocor secara online yang diduga menunjukkan dirinya berselingkuh dan mengendarai mobil-mobil mahal. 

"Ini adalah ulah Kelompok Teror Gulen," kata Ince, merujuk pada para pendukung ulama yang diasingkan, Fethullah Gulen, yang tinggal di Amerika Serikat. 

Ketika ditanya mengenai pemilihan umum yang akan berlangsung di Turki bulan lalu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa Moskow "tidak pernah mencampuri urusan dalam negeri" negara lain.

Ankara adalah pembeli gas dan persenjataan Rusia, serta tempat liburan yang populer di kalangan turis Rusia. Kedua negara memiliki hubungan ekonomi yang erat dan memiliki beberapa proyek bersama, termasuk di bidang energi nuklir.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: