PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) dalm Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) menetapkan penggunaan laba bersih tahun 2022 sebesar Rp839 miliar sebesar 30% akan dialokasikan untuk pembagian dividen atau senilai Rp251,78 Miliar, naik 14% dari 2021.
“Perseroan berhasil menutup tahun 2022 dengan berbagai pencapaian, baik dari sisi kinerja keuangan maupun keberlanjutan yang berfokus pada inovasi di berbagai lini. Hal ini tentu tidak lepas dari berbagai upaya efisiensi, inovasi dan penguatan sinergi dengan SIG selaku induk usaha, serta Taiheiyo Cement Corporation (TCC) yang menjadi mitra strategis kami,” ujar Lilik Unggul Raharjo, Direktur Utama.
Selain itu, RUPST juga menyetujui perubahan susunan pengurus perseroan karena berakhirnya masa jabatan, Aulia Mulki Oemar, dari jabatan Komisaris Utama. Perseroan pun mengangkat Prijo Sambodo sebagai Komisaris Utama dan Komisaris Independen.
Baca Juga: SBI dan Dinas Bina Marga Lakukan Sinergi untuk Infrastruktur Strategis di DKI Jakarta
Dalam kesempatan ini, Lilik mengutarakan bahwa tingginya inflasi yang turut disebabkan oleh resesi global dan mengakibatkan kenaikan harga komoditas, mempengaruhi penurunan permintaan pasar semen domestik pada kuartal pertama 2023 yang terkontraksi -6,5% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Berakhirnya masa liburan hari raya dan cuaca yang memasuki musim kemarau pun, diharapkan menjadi momentum perbaikan permintaan bahan bangunan terutama dari pasar retail pada kuartal kedua hingga akhir tahun 2023.
Penurunan permintaan pasar domestik turut mempengaruhi volume penjualan semen dan klinker Perseroan yang terkontraksi 8% dari 3,3 juta ton menjadi 3,1 juta ton pada kuartal I tahun 2023. Meski demikian, volume penjualan beton jadi (ready-mixed concrete) dan agregat mengalami peningkatan yang cukup signifikan yang didorong oleh geliat proyek pembangunan strategis dan konstruksi sektor swasta. Perseroan pun berhasil mendulang peningkatan pendapatan menjadi Rp2,93 triliun pada kuartal pertama 2023.
Mengatasi tantangan industri dan pasar ke depan, Lilik Unggul Raharjo mengatakan bahwa SBI akan memperkuat fokus pada empat aspek yaitu Operational Excellence, Process & Asset Optimization, Sustainable Development, serta People & Leaders. Selain memperkuat sinergi dengan SIG dalam optimalisasi produksi dan distribusi serta pengelolaan pasar dan harga, SBI juga memperluas kapabilitas Perseroan untuk peningkatan utilisasi melalui proyek pengembangan fasilitas dermaga dan sarana produksi di Tuban, Jawa Timur yang ditargetkan selesai pada awal tahun 2024 mendatang.
“Fasilitas ini merupakan peluang untuk menyasar potensi pasar ekspor hingga 1 juta ton semen di Amerika Serikat melalui kerja sama strategis dengan TCC. Proyeksi kebutuhan semen di Amerika Serikat mencapai sekitar 112 juta ton pada tahun 2025, dimana lebih dari 20% pasokannya diperoleh dari impor. Saat ini, selain beberapa negara yang sudah menjadi tujuan ekspor diantaranya seperti Bangladesh dan Australia, Perseroan juga sudah mengekspor klinker ke Filipina dan Australia yang termasuk dalam jejaring pasar TCC, yang merupakan pasar yang cukup stabil dengan harga jual yang bagus”, terang Lilik.
Baca Juga: SIG Alokasikan 70% Keuntungannya untuk Dibagikan ke Pemegang Saham Sebagai Dividen
Selain ekspor, sinergi antara SBI, SIG dan TCC juga mendorong pengenalan dan pemanfaatan solusi-solusi inovatif seperti solusi stabilisasi tanah untuk memperbaiki kondisi tanah lunak. Dengan demikian, SBI berpeluang memperluas penjualan semen dengan memanfaatkan potensi pasar baru ini. Bersama TCC, SBI mulai memperkenalkan solusi stabilisasi tanah kepada sektor pertambangan, untuk mengatasi berbagai masalah terkait tanah di area tambang secara efektif, efisien, aman dan menurunkan risiko kecelakaan. Tak hanya sektor pertambangan, namun potensi besar ini terdapat di berbagai wilayah di Indonesia seperti di lokasi IKN di Kalimantan, jalan-jalan umum dan proyek-proyek kereta api di Sumatra. Hal ini merupakan realisasi lainnya dari kerjasama strategis yang berfokus pada peningkatan penelitian dan pengembangan solusi-solusi berkelanjutan.
Potensi profitabilitas juga dikelola SBI melalui operasional yang efisien, bunga yang lebih rendah dari konversi utang konvensional ke sustainability linked loan, serta inovasi yang menghadirkan solusi-solusi inovatif untuk berbagai kebutuhan pembangunan pelanggan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement