Parah! Sulit Temukan 'Kecacatan' Anies Baswedan, Pentolan Relawan Ganjar Pranowo Disebut Pilih Jalur Rasisme untuk Jatuhkan Anies
Ketua Komando Menangkan Anies Baswedan, Saeful Zaman angkat suara soal heboh salah satu pentolan relawan Ganjar Pranowo, La Ode Umar Bonte yang dinilai mengeluarkan pernyataan rasisme terhadap Anies Baswedan.
Menurut Saeful, Umar Bonte hanya menunjukkan ketakutan lewat narasi rasisme yang dilontarkan dari mulutnya. Ketakutan tersebut, lanjut Saeful, adalah kekhawatiran Umar Bonte dengan makin banyaknya masyarakat yang tahu siapa sosok Anies Baswedan.
“Ini dia ngeri lihat gelombang perubahan di Indonesia dari Aceh sampai Papua, dari Muda maupun tua, makin melihat bahwa Anies Baswedan adalah pemimpin yang mesti dipilih,” ujar Saeful di kanal Youtubenya, dikutip Minggu (14/5/23).
Lanjut Saeful, situasi tersebut membuat pihak lawan, dalam hal ini Umar Bonte yang merupakan Pentolan Relawan Ganjar, melakukan upaya agar Anies mendapat kesan buruk seiring dengan makin masifnya masyarakat yang tahu prestasi Anies.
“Lawan politik Anies mencari celah untuk didegradasi, bahaya kalau Anies terus muncul dan diketahui prestasinya, maka Ganjar dan Prabowo bisa selesai satu putaran kalah,” jelasnya.
Sayangnya, lanjut Saeful, upaya mencari apa yang menjadi “cacat” dari Anies sulit ditemukan oleh Umar Bonte.
Akhirnya cara menyudutkan dengan pendekatan rasisme pun dilakukan, dalam hal ini menyebut Anies bukan putra asli Indonesia karena punya darah arab.
“Kemudian dicari terus, tapi nggak ketemu, akhirnya pakai pendekatan rasis saja, keturunan arab,” jelasnya.
Relawan Ganjar Keluarkan Pernyataan Rasis
Umar Bonte menyebut Anies Baswedan tak layak dipilih mengingat ia bukan putra asli Indonesia layaknya Ganjar dan Prabowo.
Tanpa alasan yang jelas, ia juga menggunakan pengibaratan dengan Belanda yang menjajah Indonesia.
“Bangsa ini sudah memberikan ruang yang begitu besar kepada Anies Baswedan, sudah diberi kesempatan untuk menjadi menteri, pernah diberi kesempatan untuk menjadi gubernur, itu cukup dalam pentas politik tanah air, tapi kalau sampai meminta ingin jadi ini terlalu berlebihan. Biarkanlah putra putra bangsa Indonesia sendiri yang menjadi presiden republik Indonesia. Saya setuju Anda lahir dan besar di sini, tapi Belanda menjajah republik Indonesia selama 350 tahun, mereka memiliki anak cucu dan lahir di sini.
“Mereka tetap saja penjajah dan tetap saja bukan bangsa Indonesia, Belanda juga datang di Indonesia mengaku jadi pahlawan, ingin menyelamatkan ekonomi bangsa Indonesia, tetapi mereka tetap saja bukan putra putra asli bangsa Indonesia,” ujarnya.
“Karena itu saya meminta kepada seluruh pemuda Indonesia seluruh bangsa Indonesia, seluruh rakyat Indonesia berilah kesempatan terbaik untuk memimpin bangsa ini dari putra bangsamu sendiri, Prabowo oke, Ganjar Pranowo oke,”.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait:
Advertisement