Presiden Joko Widodo (Jokowi) belakangan disoroti atas manuvernya bersama para ketua umum partai politik koalisi pemerintahan. Diakuinya, Jokowi bakal kembali menggelar pertemuan.
"Ya secepatnya, sekali lagi, supaya yang tadi dalam konteks yang saya sambutkan tadi memang pimpinan yang kuat itu diperlukan. Karena apa? Karena akan menahkodai kapal besar yang berada pada gelombang ketidakpastian global, sulit dihitung, sulit diprediksi," kata Jokowi usai menghadiri puncak Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia yang diselenggarakan oleh para relawan Jokowi dari seluruh provinsi di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5).
Baca Juga: Banyak Menteri Jokowi Nyaleg, AHY Langsung Kritik: Amanah Satu Saja Belum Selesai!
Terlebih dalam sambutannya saat menghadiri Musra di Istora Senayan, meminta untuk tidak tergesa-gesa dalam memilih Presiden 2024. Sebab, Indonesia berpeluang menjadi negara maju dalam 13 tahun ke depan.
"Sangat perlu (hati-hati dalam memilih Presiden 2024)," tegas Jokowi.
Presiden Jokowi sebelumnya telah mengumpulkan enam ketua umum parpol pendukung pemerintahan di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa (2/5) malam.
Enam ketum parpol yang diundang Jokowi itu di antaranya Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, dan Plt Ketum PPP Muhamad Mardiono. Pertemuan itu tanpa dihadiri oleh Ketum Partai NasDem Surya Paloh, meski NasDem salah satu partai politik pendukung pemerintah.
Jokowi mengakui, banyak hal dibicarakan saat pertemuan dengan ketum parpol pendukung pemerintah. Menurutnya, pertemuan itu turut membahas dinamika politik jelang Pemilu 2024.
"Semuanya dibicarakan. Utamanya terkait politik yang menyangkut negara ke depan akan seperti apa tantangannya," ucap Jokowi di Mal Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (4/5).
Kepala negara menyebut, Indonesia membutuhkan sosok pemimpin negara yang kuat dan mampu dipercaua oleh rakyat dan investor internasional.
"Itu semuanya butuh kepemimpinan nasional dengan leadership yang kuat yang dipercaya oleh rakayat, internasional, dan investor," tegas Jokowi.
Jokowi pun menegaskan, pertemuannya dengan ketum parpol di Istana Merdeka tidak melanggar aturan. Sebab, pertemuan itu membahas persoalan bangsa ke depan.
"Itu diskusi, kok cawe-cawe. Diskusi, saya ini kan juga pejabat politik. Saya bukan cawe-cawe," pungkas Jokowi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait:
Advertisement