Pilpres Turki Masih Sengit Jelang Putaran Kedua: Erdogan Vs Oposisi yang Dekat dengan Barat
Dengan 99% surat suara yang telah dihitung dalam pemilihan presiden Turki, hasil resmi awal menunjukkan bahwa baik petahana, Recep Tayyip Erdogan, maupun lawannya yang condong ke Barat, Kemal Kilicdaroglu, tidak berhasil meraih dukungan yang cukup di putaran pertama untuk menghindari putaran kedua di akhir bulan ini.
Penghitungan yang dirilis pada Senin (15/5/2023) menunjukkan, Erdogan hanya sedikit di bawah mayoritas dengan lebih dari 49% suara, sementara Kemal Kilicdaroglu dari Partai Rakyat Republik (CHP) memiliki lebih dari 45% suara.
Baca Juga: Erdogan Soal Pesta Demokrasi Turki: Damai dan Tenang, Tunjukkan Kedewasaan
Kandidat independen Sinan Ogan, yang berada di urutan ketiga dengan 5,2%, kini siap untuk menjadi penentu kemenangan dalam pemilihan antara dua kandidat terdepan yang akan diadakan pada 28 Mei.
Erdogan, dalam pidato di hadapan pendukungnya, mengatakan bahwa ia siap untuk putaran kedua.
"Sepanjang kehidupan politik kami, tanpa kecuali, kami selalu menghormati keputusan dari kehendak nasional," tambah Erdogan.
Ia juga mengecam pihak oposisi yang mencoba "menipu bangsa" dengan klaim-klaim mereka mengenai ketidakberesan dalam pemungutan suara, alih-alih menunggu dengan sabar hingga hasil akhir diumumkan.
Kilicdaroglu menuduh Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) yang berkuasa mengulur-ulur waktu penghitungan suara dan menghalangi kehendak Turki dengan menuntut penghitungan ulang dan verifikasi menyeluruh atas hasil pemilu.
Dia juga mengatakan bahwa akan menerima suara limpasan, dan berniat untuk memenangkannya.
Sebagai mantan anggota Partai Gerakan Nasionalis (MHP) yang bersekutu dengan Erdogan, Ogan mencalonkan diri sebagai calon independen, didukung oleh Aliansi Leluhur, yang terdiri dari empat partai nasionalis.
Ogan juga menambahkan klaim "beberapa manipulasi" yang diduga dilakukan "dalam proses penghitungan suara di luar negeri."
Ia menolak untuk mengatakan siapa yang akan didukung oleh aliansi tersebut dalam pemilu nanti, namun kemudian menulis di Twitter bahwa "kaum nasionalis Turki dan Ataturk" berada dalam posisi yang lebih baik untuk memenangkan pemilu kali ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement